Sekami Langa selalu di Manja

Sudah tiga hari,  anak anak Sekami Langa dan semua anak Danke menjadi keluarga di Wudu.

Tinggal bersama dengan umat KUB merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan dan juga akan menyisahkan sedih kala akan berpisah.
Seperti yang dialami oleh seluruh anak Sekami Langa,  pendamping juga pastor.
Perasaan Bahagia juga terharu selalu menyelimuti seluruh peserta tanpa terkecuali.
Biasanya, kami di Langa ketika menyelenggarakan event selalu dilalui dengan pola proses.  Proses dimana semua peserta terlibat secara aktif ambil bagian dalam setiap tahap.
Misalnya masak,  menyiapkan perlengkapan misa, dan sebagainya itu sudah ada jadwal untuk setiap peserta maupun pendamping sehingga tuntutan besarnya adalah tanggungjawab.
Tapi hal berebeda dialami bersama umat KUB Bunda Tersuci yang berada di kelurahan Wolopogo.
Setiap waktu,  umat KUB secara bergantian datang menyapa kami ( peserta dari Langa),  masak,  dan mencuci.
Sebenarnya,  kami tidak menginginkan untuk dilayani, namun kamipun kalah dengan umat KUB setempat.
Berbeda dengan KUB yang lainnya,  kami tidak memutar musik untuk anak anak,  namun kami membesarkan volume suara anak anak untuk berteriak juga berlari kesana kemari.
Makan siang kami selalu disempurnakan dengan satu cerigen Tua Bhara yang baru diturunkan dari pohon.

Setiap waktu,  ketua KUB bapak Emanuel Seke selalu hadir untuk mengupdate situasi terkini di penginapan.
"Ini adalah perjumpaan sekali seumur hidup,jadi biarlah ini menjadi kenang kenangan bagi kami bahwa kami pernah melayani generasi Langa'kata Eman.

Kami merasa sungguh dimanja dan merasa seperti dirumah sendiri.
Kami semua akan merindukan suasana ini,  suasana yang banyak tawa,  banyak senyum,  dan kehangatan sehangat memandang Ebulobo dipagi hari.


Aldo dan Celo setia untuk Anak Danke



Mungkin bagi sebagian ataupun keseluruhan peserta jumpa anak Danke yang berlangsung di Wudu ini banyak yang tidak kenal dua orang pemuda ini.

Selama kegiatan dari hari pertama sampai penutup,  kedua sosok ini akan terlihat " Hale Pale" seperti setrika rusak.  Di setiap moment pasti ada mereka.

Lelaki kurus tinggi dengan rambut di cat cokelat ini biasa di sapa Aldo. Sedangkan yang sedikit gemuk dan sedikit pendek ini kakak Celo namanya.
Mereka berdua sedang menjalankan misi khusus yang tidak kalah hebatnya.
Kedua orang inilah yang akan mewartakan kabar sukacita anak Danke ke segala penjuru dunia melalui foto foto dan video yang diambil.

Selama kegiatan,  mereka akan sedikit diam ataupun duduk.  Kedua orang ini sangat lelah kawan,  lihat saja wajahnya Aldo yang semula putih, eh sekarang kelihatan gosong karena digosok sinar matahari.

Aldo dan Celo saat ini mendedikasikan sebagian hidup mereka untuk mengabdi menjadi relawan Komsos Keuskupan Agung Ende.
Kapanpun dan dimanapun mereka dibutuhkan,  mereka pasti jawab SIAP LAKSANAKAN!

Untuk kali ini,  Komsos KAE  hanya mampu mendatangkan Aldo dan Celo karena biasanya ada banyak yang bergabung. Saat ini,  Tim yang lain juga sedang melaksanakan tugas dan karya KOMSOS KAE di tempat yang berbeda.

Salut untuk Komsos KAE.
Salut untuk Tim yang Hebat dan Emejing ( Romo Yetra,  Romo Usno,  Kae Elias,  Hendrik,  Aldo,  Celo dan crew lainnya yang kece kece).

Yah,  kegiatan sebesar apapun dan seheboh apapun tapi kalau tidak dipublikasikan tentu akan terasa SUNYI dan SENYAP.
Sekali di udara tetap diudara.

Tepuk Salutt....

Anak Danke Ngopi bersama romo Wawan dan romo Jhon

Hari ini, hari kedua jumpa anaka Danke.  Di pagi ini usai misa pagi di masing masing KUB,anak Danke yang dibagi dalam kelompok santa santo akan ngopi dan disko.

Nah,  untuk kelompok Charles de Forbin Janson, semuanya berkumpul di aula paroki Hati Tersuci Santa Maria Wudu bersama romo Wawan dan romo Jhon.
Mereka ngobrol dan diskusi seputar Liturgi dan Perlengkapannya.
Wuih.... Keren....
Anak Danke Oba Bhai...

Rayakan Ultah ke 50 bersama Sekami Langa

Untuk orang muda kelahiran tahun 80an hingga saat ini,tentu tidak asing dengan sosok wanita yang satu ini.
Namanya kakak Rensi. Lengkapnya Kresensiana Meo.

Sudah 20an tahun bergelut dalam dunia anak anak khususnya Sekami setelah memilih mundur menjadi biarawati.
Termasuk saya Mertin, sewaktu masih jadi Sekami, kakak Rensi yang mendampingi kami.
Mulai dari Sharing Kitab Suci,  Doa,  Naik Gunung,  dan banyak lagi.
Di mata kakak pendamping lainnya seperti kakak Yuli, kakak Neldis, kakak Milan juga romo Jois semua bicara " Tepuk Salut " buat kakak Rensi.

Kakak Rensi punya hati yanh sangat besar.  Dan hingga saat ini masih tetap menjadi yang terbaik.
Pokoknya,  asyiikkkk.

Nah,  hari ini 05 Juli 2019, Kakak Rensy genap berusia 50 tahun. Kami sudah merayakan secara sederhana yang diawali dengan Misa pagi sekaligus syukuran.
Doa kami semua semoga kakak Rensy selalu sehat dan bahagia,  tetap sabar dan jadi pemaaf.









Sekami Langa ikut Jumpa Anak Danke di Wudu

"Dunia tanpa anak anak terasa sunyi.
Gereja tanpa anak anak terasa sepi," begitu sapaan dari  Vikep Bajawa romo Yosep Daslan, Pr dalam ibadat pembuka.



Kegiatan ini diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dan dihadiri oleh peserta dari seluruh paroki di kevikepan Bajawa yang berjumlah 35 paroki.

Tema kegiatan kali ini yakni "Anak Danke Jadi Bintang Misoner".

Dari paroki Langa,personil kami sebanyak 52 orang dan ini melebihi kuota yang dianjurkan oleh panitia. Hihihi...

Selama empat hari di paroki Hati Tersuci santa Maria Wudu, akan di isi dengan kegiatan Aksi,  Animasi,  Selebrasi dan Edukasi.
Untuk paroki Langa mendapat jadwal tampil pada hari Sabtu malam mendatang. Acara yang akan dibawakan yakni Drama Kitab Suci.

Anak Dankeeeeeee......

Assssyyyiiiiikkkkkk
😃😃😃

Langa Youth Day 2019 di Wilayah rohani Beja-Langa-Bajawa

Setelah Hari Anak Maria, yang berlangsung selama empat hari diwilayah Boradho Desa Bomari,  kini  Langa Youth Day akan digelar selama lima hari kedepan.  Dengan mengusung tema “Peran Generasi Milenial Katolik, dalam melestarikan khasanah adat istiadat dan kebudayaan Langa”, sebanyak 500-an peserta orang muda, dari 7 wilayah rohani Paroki Maria Ratu Semesta Alam Langa, akan berproses selama lima hari diwilayah rohani Beja.
Langa Youth Day ( LYD) yang ke -6 ini,  didanai secara swadaya oleh orang muda itu sendiri dan sumbangan dari masyarakat sekitarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari ini, akan diisi dengan materi materi diantaranya,  Ketahanan Nasional,  Kesehatan Reproduksi, Kewirausahaan,  Pengenalan Budaya Langa, dan lomba seni seperti Jai Kreasi, Paduan suara,  Pop Singer, Kuis Kitab Suci, Mazmur, dan Voli Putra Putri. 
Ketua panitia Filemon Dopo Wago mengatakan bahwa hari ini merupakan hari pembukaaan, yang mana seluruh peserta akan diterima dengan seremonial adat Langa dan kemudian " meghe" bersama.
Emon demikian dia biasa disapa juga mengatakan bahwa Seluruh rangkaian kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dari seluruh orang tua di kampung Beja secara khusus dan Langa umumnya. Dia berharapan semoga kegiatan ini membawa pembaharuan orang muda di Langa.
Sementara itu Kepala Desa Beja Yohanes Sawu, disela sela acara pembuka mengatakan pihaknya sangat mendukung kegiatan orang muda ini. Karena sebagai regenerasi masyarakat desa Beja, ada di pundak kaum muda ini.
" Kami masyarakat desa Beja sangat mendukung kegiatan ini karena ini merupakan pembelajaran bagi kaum muda untuk menjadi pribadi yang lebih luar biasa, katanya.
Peserta Langa Youth Day berjumlah 657 orang, dari 7 wilayah rohani yang tersebar di lima desa yakni Bela,Beja, Boradho, Langagedha,Bomari,Borani dan Wolokoro.

Romo Lukas Nong Baba,Pr rayakan pesta Emas Imamat

Umat paroki Langa merayakan pesta Emas Imamat Romo Lukas Nong Baba, Pr  di Wolokoro,  rabu 03 Juli 2019.
Perayaan syukur ini diawali dengan misa yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Ende Mgr. Vinsensius Potokota dan dihadiri oleh romo Vikjen, romo Vikep Bajawa, imam konselebran dan umat paroki Langa.
Dalam kotbahnya,  romo Vikjen Sirilus Lena, Pr mengatakan bahwa romo Lukas Yubilaris Emas Imamat merupakan imam angkatan - angkatan awal keuskupan Agung Ende.
 Karya imamat romo Lukas bergerak mulai dari kebutuhan umat,  maka dalan semangat gotong royong mulai membangun gereja dan kapela-kapela di Jerebuu.  Dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,  beliau menjadi petani cengkeh di Jerebuu.
Lalu dilanjutkan di paroki MBC Bajawa selama 16 tahun sesuai kebutuhan umat dengan cara menghidupi kelompok kategorial selain St. Anna, Legio Maria, Serikat Remaja,  juga kelompok pemelihara Sapi dan kelompok mama Lele.
Selanjutnya, sejak tahun 1997 romo Lukas bertugas di Paroki Maria Ratu Semesta Alam Langa hingga merayakan pesta 50 tahun imamatnya saat ini.
Sebagai pastor,  romo Lukas bulan seorang pekerja sosial, romo Lukas tetap imam yang menggarap bumi dan merangkul sesama umat Allah untuk mengandalkan Tuhan dan tehnologi pertanian agar masyarakat Allah sejahtera dan jadi petani sukses.
Selama bertugas di paroki Langa,  romk Lukas lebih fokus perhatian ke Wolokoro karena saat itu,  Wolokoro masih dalam sengketa antara regulasi pemerintah dan kebutuhan hidup umat akar rumput.
Sementara itu,  Romo Lukas sang Yubilaris yang saat ini telah berusia 79 tahun mengatakan sangat bahagia bisa merayakan imamat yang ke 50 meskipun dalam kondisi yang tidak cukup sehat.
" Saya bersyukur atas penyelenggaraan Tuhan sehingga saya bisa merayakan emas imamat.  Semoga hingga ajal nanti saya tetap semangat dalam berkarya, "katanya.
Usai Misa syukur acara dilanjutkan dengan resepsi syukuran bersama umat.

Perlukah Memberhentikan pembangun Jalan Trans Di Bumi Papua

  Jalan Trans Papua adalah jaringan jalan nasional yang menghubungkan setiap provinsi di Papua, membentang dari Kota Sorong di Papua Barat...