Perlukah Memberhentikan pembangun Jalan Trans Di Bumi Papua

 



Jalan Trans Papua adalah jaringan jalan nasional yang menghubungkan setiap provinsi di Papua, membentang dari Kota Sorong di Papua Barat Daya hingga Merauke di Papua Selatan, dengan total panjang mencapai 4.330,07 kilometer (km). Total panjang tersebut terbagi atas 3.259,45 km di Provinsi papua - Provinsi Papua Tengah - Provinsi Papua Pegunungan - Provinsi Papua Selatan dan 1.070,62 km di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya. Jalan Trans-Papua memiliki arti penting sebagai infrastruktur penghubung antara daerah-daerah di kedua provinsi tersebut, termasuk yang terisolasi. Beberapa sumber menyebut pembangunan Jalan Trans-Papua sudah dimulai sejak era pemerintahan Presiden Soeharto, dengan nama Jalan Trans Irian Jaya. Proyek yang dimulai akhir 1980 tersebut dibagi dalam tiga jalur, yakni Nabire-Ilaga, Jayapura-Oksibil dan Merauke-Digul via Bupul. Namun sumber lain menyatakan bahwa jalan ini baru dimulai sejak era pemerintahan Presiden B. J. Habibie dan diteruskan hingga saat ini. 
Pembangunan infrastruktur di Papua menjadi fokus pemerintahan didasari atas tujuan yakni untuk menciptakan keadilan, mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesenjangan antarwilayah, serta mengurangi tingginya harga di masing-masing wilayah.
Selain itu, Papua merupakan wilayah terluas di Indonesia. Luasnya sebanding dengan 22 persen keseluruhan luas wilayah Indonesia. Pulau ini menjadi salah satu dari lima pulau terbesar di dunia. Menurut buku Ekologi Papua (Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International), luas wilayah Papua merupakan pulau yang sangat mendukung hutan rimba tropis tua terluas yang masih ada di Asia Pasifik. Di bagian paling barat, Papua didominasi oleh jajaran pegunungan kecil, seperti Kepala Burung, Wandamen, Fakfak, dan Kumawa serta kepulauan seperti Raja Ampat, dan Teluk Cenderawasih. Dalam banyak hal, Papua mirip dengan daratan Papua Nugini (PNG) tetapi gunung-gunungnya lebih tinggi (mencapai garis salju), dan rawa-rawanya lebih luas (contohnya, Mamberamo, Asmat). Sebagian besar wilayah Papua ditutupi hutan alam, lahan gambut, dan ekosistem lain yang merupakan “lahan pertahanan terakhir”. Menurut para ilmuwan, wilayah ini merupakan rumah bagi banyak spesies yang belum teridentifikasi. Di antara lebih dari 17.000 pulau, tanah Papua berkontribusi sebagai “rumah” bagi biodiversitas. Wilayah Papua juga meliputi lebih dari sepertiga hutan alam yang tersisa di Indonesia. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Papua adalah salah satu pulau yang memiliki hutan hujan tropis terluas dibandingkan daerah lain di Indonesia, termasuk Sumatera dan Kalimantan. Dengan luas hutan sekira 33 juta hektare, bumi Papua diberkahi keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Keanekaragaman keanekaragaman hayati tersebut dapat dijumpai di berbagai tipe ekosistem mulai dari terumbu karang, daerah estuari, rawa, danau, daerah savana, dataran rendah, dataran tinggi sampai ke daerah alphin.
Keanekaragaman hayati di Papua juga tergolong unik karena termasuk kelompok subdivisi timur dari pembagian flora fauna Indo-Malesia dan flora fauna Australis yang sangat kaya. Keanekaragaman hayati Papua adalah setengah dari total jumlah keanekaragaman hayati Indonesia, secara khusus flora dan fauna endemik yang hanya dijumpai di tanah Papua. Banyak flora dan fauna di Papua yang tidak bisa dijumpai di tempat lain di dunia. Flora dan fauna di dataran rendah Papua umumnya mirip dengan flora dan fauna di Asia Tenggara (khusus flora) dan Australia (khusus fauna). Sedangkan, flora dan fauna di dataran tinggi Papua tergolong unik dan beraneka ragam akibat keterisolasiannya.

Pembangunan jalan Trans Papua menjadi hal yang positif diantaranya berkembangny berbagai aktivitas ekonomi baru seperti pemukiman, perkebunan, pertanian dan lain sebagainya, sehingga dapat meratakan ekonomi karena terbukanya akses-akses menuju seluruh wilayah. Kehadiran jalan Trans-Papua dinilai sangat menguntungkan karena bisa memangkas waktu distribusi barang dan membuat harga bahan menjadi lebih terjangkau. Pembangunan jalan dan jembatan selain berdampak pada sektor ekonomi, juga berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan, Pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat Papua yakni hadirnya tenaga pengajar lebih banyak dan tenaga kesehatan yang turut aktif membangun pendidikan sumber daya manusia serta menjaga kesehatan masyarakat Papua. 

 Meskipun  bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka akses jalan antar daerah, pembangunan Jalan Trans-Papua menuai perdebatan antar masyarakat. 
Perlu disadari bahwa pembangunan jalan Trans-Papua cukup mengganggu sumber penghidupan dan meningkatkan komersialisasi pemanfaatan hasil alam masyarakat adat. Dari segi kelestarian lingkungan, jalan Trans-Papua memberikan dampak yang tidak baik terhadap ekosistem hutan.

 Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memprediksi pembangunan jangka panjang proyek Jalan Trans-Papua dapat memusnahkan 12.469 hektare tutupan hutan atau sekitar tiga kali daripada kota Yogyakarta.
 
 Sementara 4.772 hektare lahan yang terancam merupakan hutan lindung.
Hilangnya tutupan hutan dan hutan lindung berdampak pada terancamnya keberadaan flora dan fauna yang dilindungi, seperti Anggrek Kasut Ungu dan Kanguru, Pohon Mbaiso yang merupakan makhluk hidup endemik di beberapa area hutang di sekitar jalan Trans-Papua.
Atas dampak yang telah terjadi dan diprediksi akan bertambah buruk, WALHI menyarankan pemerintah untuk membangun jalan yang ramah terhadap lingkungan dengan merujuk pada penelitian dan refrensi yang terpercaya. Selain itu WALHI juga berpesan agar dibuatkannya peraturan daerah atau keputusan gubernur atau bupati/walikota terkait perlindungan serta pengakuan wilayah kelola adat dan masyarakat adat. Memang dengan adanya jalan trans ini masyarakat Papua sangat dipermudah dalam segala hal namun saya sebagai warga Papua yang sedang melanjutkan pendidikan diluar Papua mengajak kita semua warga Papua untuk menyadari bahwa dengan adanya  jalan trans tersebut membuat hutan Papua menjadi  rusak, semakin punahnya  fauna dan flora,  suara burung Cendrawasih yang begitu merdu sudah perlahan lenyap, adat istiadat kita akan perlahan hilang karena hutan tempat berburu sudah menjadi jalanan ramai. 
Oleh sebab itu, kita sebagai Masyarakat papua harusnya menyuarakan untuk memberhentikan jalan trans papua yang terjadi di bumi papua karena itu sangat merusak hutan serta tanah leluhur yang kita warisi.  Jika mereka gusur semua habis-habisan maka kita sendirilah yang akan jadi bingung karena kita tidak memiliki tempat untuk bangun rumah, untuk berkebun, berburu dan sebagainya. Maka seharusnya masyarakat Papua harus berpikir yang luas terhadap hutan dan menolak untuk pembangunan jalan trans di bumi papua demi kepentingan kita sendiri.

****

Penulis

Theofilus Iyai
Asal Nabire - Papua Tengah
Saat ini sedang mengenyam pendidikan di Seminari KPA St. Paulus Mataloko





Marvin Moi jadi Puteri Pendidikan NTT 2023

 Maria Octaviana Moi asal Bajawa terpilih menjadi Puteri Pendidikan Propinsi NTT 2023.



Maria Octaviana Moi kelahiran 29 Oktober 2003, asal desa Langagedha kecamatan Bajawa terpilih menjadi Finalis Puteri Pendidikan Propinsi NTT tahun 2023 dan sedang mempersiapkan diri mengikuti seleksi Puteri Pendidikan tingkat Nasional bulan Oktober mendatang. 

Marvin demikian dia biasa disapa dengan wajah sumringah mengaku terharu terpilih menjadi puteri Pendidikan propinsi NTT pada 26 Juli 2023 lalu. 
" Saya sangat terharu sebagai anak kampung yang serba pas pasan tapi mendapat kesempatan menjadi puteri pendidikan,  sungguh ini tugas dan tanggungjawab yang saya terima dengan penuh sukacita, "katanya saat ditemui dirumahnya di kampung Langagedha ( 02/09/2023) 



Marvin demikian dia biasa disapa mampu mengalahkan ratusan peserta yang mengikuti seleksi yang di gelar oleh lembaga  Ikatan Pemuda Prestasi Indonesia ( IPPI). Saat ini Marvin sedang mempersiapkan tugas karantina online berupa photosoot, video profile dan sosialisasi pendidikan di kampung halamannya sebagai persyaratan mengikuti seleksi tingkat Nasional.  
Anak sulung dari pasangan Kornelis Dhae dan Yasinta Ngora ini merupakan mahasiswa semester III Tehnik Geofisika Universitas Pertamina Jakarta. 
Beberapa prestasi yang diraihnya yakni Manager Of sponsorship society of renewable universitas Pertamina,  Kepala dibisi Acara UKM KMK,  Juara 3 Geopodcats geophysics whiz event and seminar universitas Lampung tingkat Nasional 2022 dan juara 3 microcosmos II Essay for academic writing. 



Alumni SMAK Frateran Maumere ini mengaku sangat bangga mendapat gelar Puteri Pendidikan sehingga bisa memiliki kontribusi untuk pendidikan di NTT. 
"Saya sangat bangga memiliki gelar ini,  minimal saya bisa menyuarakan tentang pendidikan di NTT itu sendiri yang menurut saya hanya fokus pada bidang akademik dan membuat siswa tidak memiliki daya juang tinggi dan kurang kompetitif.  Setiap siswa harus sadar dna memiliki public speaking dan personal branding yang baik. 

Sebagai mahasiswa Tehnik Geofisika,  Marvin mengaku bercita cita ingin menjadi pelaku energi yang berguna bagi masyarakat NTT. 



Saat ini,  Marvin sedang melakukan tugas pembuatan video dan photoshoot dengan latar Wolobobo,  kampung tradisional Bena juga Bukit Watunariwowo. 
"Saya memilih tempat ini sebagai bagian memperkenalkan tempat wisata di kabupaten saya ke tingkat Nasional. 







Menyelami kapal Selam di Palembang

 Tidak pernah menyangka akan mendapatkan hal lebih dalam perjalanan ini. Bukan juga sebuah kebetulan namun dibalik semua ini tentu yang EmpuNya telah mengatur sedemikian rupa dan hanya saja titik yang saling mengaitkan setiap peristiwa itu yang belum mampu diselami secara pribadi.



Sumatera Selatan tepatnya di kota Palembang menjadi lokasi digelarnya jumpa Orang Muda Katolik seluruh Indonesia yang ketiga atau yang lebih dikenal dengan IYD III.


Bersama 40 peserta dari Ende,Ngada dan Nagekeo yang tergabung dalam Keuskupan Agung Ende, kami mendapat kesempatan istimewa dan berahmat. Memang ada banyak yang lebih berpotensi dari saya ataupun yang lainnya tapi saya percaya bahwa "Tuhan tidak pernah  meletakkan Salib di pundak yang salah".


Baru dua hari berada di wisma Atlet Jakabaring Sport City kami menanti acara puncak yang akan dimulai pada 26-30 Juni 2023 yang tentu akan sangat padat sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Diskusi,dialog dan berbaga macam acara akan dilalui. Untuk mengenal lebih jauh tentang Palembang itu sendiri tidak masuk dalam agenda karena memang secara pribadi merasa bahwa tidak ada siapapun kenalan atau keluarga yang akan di kunjungi. 
Ternyata tidak demikian. Di Palembang ada om romo Eman yang berkarya di Keuskupan Palembang dan berdomisili di rumah Keuskupan, ada Suster Stefani di Biara Charitas, ada Carlos pemuda Langa yang sedang Studi disini dan kae Fian warga Jambi asli Langa yang bertugas di Palembang.


Usai merayakan Ekaristi minggu 25 Juni 2023 di paroki St.Paulus Plaju, makan bersama dan menari Jai, kae Fian datang menjemput sekaligus menjadi guide kurang lebih sehari keliling kota Palembang.


Perjalanan ini merupakan perjalanan rohani. Kami memulai dengan mengunjungi gereja Katedral Santa Maria Palembang dan disana ada romo Eman yang juga imam asal Langa yang punya peran penting di keuskupan Agung Palembang. Dari minuman luar negeri, ruang rapat hingga dapur dan kebiasaan dirumah keuskupan kami dapatkan langsung ceritanya dari orang yang sangat dipercaya keakuratan informasinya. Romo Eman sangat luar biasa. Lalu kami diarahkan menuju susteran Charitas di KM 7 untuk bertemu suster Stefani asli Langa juga. Belasan suster lainnya juga menyambut kami dengan sukacita. Sekejab langsung akrab. Rupanya video dan foto heboh saat menari di paroki Plaju telah tersebar di grup medsos Diaspora. Sungguh. Ini jauh dari dugaan. Keluarga diaspora di Sumatera ternyata memantau pergerakan semua peserta dan bahkan semua mendapat jadwal dari keuskupan untuk adorasi khusus kelancaran IYD III Palembang di JSC ini.
Kami selami Pempek Kapal Selam saat duduk ngobrol di ruang tamu dan bergeser ke meja makan untuk menyimak lebih dalam karya misi dari susteran ini. Para suster yang lebih banyak didominasi oleh orang Indonesia Timur ini berkarya di bidang kesehatan mulai dari pendidikan kesehatan,klinik dan lainnya.


Selanjutnya kami bergerak menuju MKB (Museum Kuto Besak). Kalau belum ke MKB berarti belum ke Palembang kata tour guide kami 😃.
Bersebelahan dengan MKB merupakan Jembatan Ampera yang menghubungkan ulu dan ilir yang terbelah diantara sungai Musi. Jembatan ini menjadi Icon nomor satu Kota Palembang.
Kami hanya berjalan disekitar tempat ini namun cerita kami keliling kemana mana. 


Mulai dari tambang pasir yang dikeruk dari sungai Musi. Siapa yang memiliki daerah pesisir sungai Musi berarti menjadi orang ngaruh ataupun kaya. Beberapa tahun sebelumnya Koran Palembang yang bila diperas mampu keluar darah, tempat ilegal pengedaran barang terlarang, bisnis kuliner yang sedang booming dan pojok pojok nongrong yang ada dimana mana, juga orang orang militansi yang memberi diri,tenaga dan kekayaannya untuk kebaikan bersama. Jembatan sungai Musi 6 yang menjadi Icon Wisata nomor dua di Palembang namun setelah diresmikan perlahan mulai hilang identitasnya.


Hal-hal remeh temeh yang menarik untuk digali seperti Ikan Blida yang tinggal patungnya saja. Ikan Blida adalah ikan Khas sungai Musi yang saat ini sudah langka karena sungai sudah sangat tercemar. Ikan Blida adalah Ikan termahal untuk bahan dasar pembuatan Pempek. Jalur kapal Batu bara dan pasar semua ada di samping jembatan Ampera, Arca Ganesha yang menjadi cerita sejarah pada zaman dahulu dan diabadikan patungnya di depan museum Sultan M.B II. Pertunjukan Festival Sriwijaya dengan kekhasan Klakar Betoknya. Pengalaman yang menarik dan tidak bisa di bayar.


Tima tii woso Tuhan untuk kejutan sebelum kegiatan IYD sesungguhnya. Tima tii woso kae Fian yang meskipun baru bertemu pertama kali di tanah rantau tapi total menjadi saudara dan guru tentang Sumatera Selatan. Pemberian diri yang menjadi contoh.

Tulisan ini hanya sebagai pengingat dan pemantik bila saya sudah mulai banyak lupa.


Salam Babe...( Bangkit dan Bergerak)


Isi Langa, 25 Juni 2023
****










WVI Ngada dan Nagekeo gelar pelatihan Jurnalisme warga bagi anak binaan

 Sejak 24-26 April 2023, Wahana Visi Indonesia melalui project Financing WASH For Universal Coverage ( FinWASH4UC) wilayah Ngada dan Nagekeo menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas Jurnalisme warga bagi forum anak dan pendamping forum anak di area program Ngada dan Nagekeo di Kemah Tabor Mataloko.





Dalam sambutan pembukanya Manajer WVI area Program Nagekeo dan Ngada Otis Kawer Wakerkwa mengatakan bahwa WVI yang merupakan yayasan sosial Kristen bergerak dalam bidang pendampingan anak dan isu sosial terus bekerjasama dengan mitra supaya ada ruang maksimal untuk semua anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.



 Salah satu cara yakni pelatihan jurnalisme warga agar anak berpartisipasi dengan menyampaikan apa yang dipikirkan tentang desa. Momen ini juga bisa mengasah keterampilan dalam bidang menulis.

Isu - isu sosial terkait Sanitasi, Air minum dan sebagainya bisa dibuat melalui tulisan dan video konten media sosial agar bisa mendorong para pengambil kebijakan dan masyarakat umum untuk peduli dengan masalah sekitar.



Sementara itu pendamping program wilayah Ngada Morde Khai Lalong mengatakan pelatihan ini sasarannya bagi anak anak dampingan dan pendamping anak yang tersebar di Ngada dan Nagekeo dengan jumlah 29 orang. Daerah dampingan  wilayah kabupaten Ngada tersebar di kecamatan Bajawa Utara yakni Inegena dan Watukapu, kecamatan Golewa Selatan yakni desa Sadha dan Takatunga. Untuk wilayah kabupaten Nagekeo tersebar di kecamatan Nangaroro  yakni desa Woewutu dan Bidoa, kecamatan Boawae yakni desa Wea Au.



Tujuan dari kegiatan ini yakni meningkatkan wawasan warga tentang akses air minum dan sanitasi sebagai hak dasar dan menjadi program prioritas pemerintah, meningkatkan pemahaman warga tentang cara penulisan,pengambilan foto,video berita,opini maupun feature. Meningkatkan keberanian warga untuk dapat menulis berita realitas penyimpangan kebijakan dan program pemerintah.



Sementara itu pendamping program wilayah Nagekeo Iren Naelopo mengatakan bahwa  jurnalisme warga atau citizen jurnalism merupakan  sebuah kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat secara aktif dalam kegiatan melakukan pengumpulan, pelaporan, analisis, dan penyampaian informasi serta berita.

Anak dampingan WVI ini tidak hanya menjadi konsumen media, tapi juga terlibat secara aktif untuk ikut melaporkan apa yang terjadi di sekitanya. Anak dampingan  juga bisa terlibat secara langsung dalam pengambilan data berupa foto dan tulisan untuk dikirimkan ke media massa. Keterlibatan tersebut meliputi mengawasi, mengoreksi, menanggapi, atau sekadar memilih informasi yang ingin dibaca.



Media yang digunakan dalam kegiatan jurnalisme warga dalam program ini yakni web, blog, dan media sosial yang dirancang oleh peserta maupun kelompok.



Jurnalisme warga lebih fokus kepada penyebaran informasi yang berhubungan dengan isu kepentingan publik. Konten yang dibuat merupakan konten yang penting untuk disampaikan serta punya daya tarik publik.

Pelatihan ini di dampingi oleh wartawan senior  Flores Pos Wim Derosari dan Pegiat Literasi Ngada Mertin Lusi.



MENGIDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA SD

 



Oleh : Ludgardis Dheko 
Program Studi PGSD 
Semester II
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng


Belajar adalah suatu kegiatan yang di jalankan secara sadar , sengaja , teratur dan terencana guna mengubah dan mengembangkan kualitas manusia didalam suatu sekolah . Sekolah adalah lembaga formal yang menjadi sarana pencapaian tujuan tersebut . Melalui sekolah , siswa dapat belajar berbagai macam hal . Baik ilmu pengetahuan maupun keterampilan . Dalam kenyataannya banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapainya hasil belajar sebagaimana yang diharapkan . Beberapa siswa masih menunjukan nilai – nilai yang rendah meskipun telah di usahakan sebaik-baiknya oleh guru . Dengan kata lain , mengalami kesulitan belajar . Setiap anak atau siswa memiliki sesuatu yang membedakannya dengan orang lain , dan setiap orang mempunyai karakteristik sendiri – sendiri . Setiap anak atau siswa memiliki perbedaan , baik pada aspek fisik, emosional , intelektual , social , lingkungan dan tingkat ekonomi yang berbeda – beda . 
Ada beberapa kesuliatan belajar  yang  dapat di hadapi oleh anak SD , diantaranya adalah :
Kesulitan memahami materi pelajaran :Anak SD masih dalam tahap pembelajaran dasar dan belum memiliki kemampuan pemahaman yang matang .oleh karena itu , mereka mungkin kesulitan memahami materi pembelajaran yang lebih kompleks . 
Kesulitan berkonsentrasi :Anak SD cendrung mudah teralihkan perhatiannya sehingga sulit untuk focus dalam belajar . Hal ini dapat membuat mereka kesulitan memahami dan mengingat informasi yang telah di pelajari . 
Kesulitan dalam membaca :Membaca adalah keterampilan dasar yang harus di kuasai oleh setiap anak SD . Namun , beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam membaca , seperti kesulitan mengenal huruf , membaca dengan lancar , atau memahami makna dari kata – kata yang dibaca . 
Kesuliatan dalam menulis :Menulis adalah keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar . Anak SD mungkin mengalami kesulitan dalam menulis karena kesulitan dalam mengenal huruf , mengatur tulisan , atau mengekspresikan ide – ide mereka secara tertulis 
Kesulitan dalam menghafal :Anak SD mungkin kesulitan dalam menghafal fakta dan konsep yang di ajarkan dalam pelajaran . Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengalaman dan strategi belajar yang tepa untuk menghafal . 
Kesuliatan belajar dapat dilihat dari hambatan – hambatan dalam proses pembelajaran . Hambatan ini bersifat psikologis , fisiologis , atau sosiologi .
Kesulitan dalam berhitung :mereka mengalami kesulitan dalam berhitung karena mreka belum menguasai konsep dasar matematika . Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memecahkan masalah matematika . 
Kesulitan dalam memahami intruksi :Anak SD mungkin kesulitan dalam memahami intruksi yang di berikan oleh guru atau orang tua . Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas atau mengikuti petunjuk. 

Oleh sebab itu anak yang mengalami kesuliatan belajar dalam hal ini membutuhkan layanan bimbingan belajar . Karena bimbingan belajar merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dalam proses Pendidikan secara universal . oleh
karena itu , layanan bimbingan belajar wajib di lakukan untuk mencapai hasil standar tingkat pencapaian Perkembangan  Anak agar lebih optimal untuk mencapai kemajuan dan proses belajar. ****







 

Aresta Family Komunitas Edukasi di Ngada

 Bicara komunitas,  pasti hampir semua yang membaca tulisan ini  juga merupakan salah satu anggota komunitas.  Komunitas itu beragam tergantung sisi khasnya itu sendiri.  Termasuk saya yang menulis juga  bergabung dalam beberapa komunitas. 


Disini saya berbagi cerita tentang komunitas ARESTA FAMILY setelah saya berada bersama mereka kurang lebih tiga jam ( Sabtu 11 Maret 2023 di Studio Aresta Podcast) 
Saya diterima dengan hangat oleh Enda,Endik, Riko dan teman teman. 
Studio podcast ini terletak di kelurahan Tanalodu persis di belakang gereja MBC Bajawa. 


Bagi sebagian orang, nama ini tidak Familiar tapi dikalangan orang muda khususnya kaum pria yang ada diseputaran kota Bajawa tentu tidak asing.  Ya,  mereka ini berjumlah hampir 100 orang termasuk simpatisan, pendukung, fans, yang sekedar numpang tenar dan bahkan turam alias turut rame😂. Tapi yang serius dan sama sama  membesarkan,merawat dan menjaga komunitas ini berjumlah setengah dari angka yang saya sebutkan diatas. 

Sebetulnya, komunitas ini terbentuk secara alamiah karena hampir sebagian mereka adalah teman masa kecil dan teman sekolah, juga ada yang memiliki hubungan kekerabatan.  

Aresta berarti Anak Rese Tapi Asik. Nah,  memang mereka asik.Sangat asik. Kenapa tidak?  
Saat baru tiba di studio podcast, saya langsung di suguhi satu sloki arak🍺, belum kenalan sudah tertawa ngakak.  Ngobrol langsung mengalir.  Beberapa yang duduk menjauh semakin merapat bukan karena arak tapi lebih dari itu, mereka menghargai tamu yang datang. 
Saya merasa sangat di terima, sangat dinantikan.  Sungguh. 

Kata reseh atau rusuh itu sendiri tidak saya temukan dalam diri mereka. Rupanya kata reseh/rusuh itu dilabelkan oleh orang orang tertentu kepada mereka dalam situasi tertentu pula. 
Saya beruntung menjadi tamu istimewa dalam ARESTA PODCAST yang diasuh oleh Aresta Family ini. 

 Anggota Aresta terdiri dari berbagai latar belakang pekerjaan yang beragam mulai dari ASN, Mahasiswa, Siswa,  pengusaha,pelaku seni, content creator dan lainnya. Tidak  ada yang menganggur.  Semua punya aktivitas masing-masing.  Mereka akan bertemu di akhir minggu untuk membuat content Podcast. Di hari hari lainnya, mereka bekerja untuk kehidupan masing masing juga melakukan banyak kegiatan sosial dengan dana patungan dari semua anggota.   

" Saya punya kesibukan sehari-hari di tempat pangkas rambut"
" Saya juga sibuk setiap hari di tempat Loundry"
" Saya sibuk di bengkel"
" Saya sibuk di studio Tato"
"Saya sibuk kuliah"
"Saya sibuk di kantor"
" Saya sibuk antar barang"
" Saya sibuk ini.. "
"Saya sibuk itu.. "

Hampir semua memiliki kesibukan,tapi diakhir minggu pasti semua tidak sibuk. Semua akan datang dengan sukacita mengurusi program podcast. Mereka akan mulai berkumpul sejak Kamis hingga Sabtu tergantung waktu Narasumber juga persiapan persiapan lainnya. 


Untuk program podcast ini mereka terbagi dalam beberapa divisi yang menangani. Penanggungjawab keseluruh program adalah tanggungjawab bersama seluruh anggota tanpa terkecuali. 
Setiap anggota berhak menyarankan calon narasumber.
Editor video dan Publikasi ada dalam koordinasi om Akon,Aris Bholo, om Cem, dan Montol. 
Semua anggota berhak mengajukan diri menjadi host acara. 
Bendahara ada dalam genggaman Tarson. 
Tim Kreatif,Perlengkapan dan Transportasi ada dalam koordinasinya Cacing, Ello, Mero, om Yopel, Roy Wato, Emposh, Hendra, dan Andre Soro. 
Tim Promosi link Youtube ada dalam koordinasinya Poci, Aris Bholo, Arby,  Vian Djala dan semua anggota komunitas. 
Program dan komunitas ini di dukung penuh oleh orang-orang yang luar biasa diantaranya om Very Lapu,  Bongkil, Vijal, Denos, Yogi, Juan Djajo, dan Lory Balu. 
Masih ada banyak anggota yang namanya tidak disebutkan diatas dan semua mereka berperan sebagai tim emergency alias siap dipakai dan siap di utus. 

Menarik sekali bicara tentang komunitas dan podcast sebagai program turunan. Ini paket yang sangat lengkap sebagai lembaga pendidikan nonformal. Bila anggota Komunitas menekuni berbagai hal didalamnya dengan serius tentu dia akan keluar sebagai pribadi yang bisa diandalkan, mentalitas mumpuni, dan kualitas intelektual teruji, juga kemampuan public speaking yang tak tertandingi. 

Saya percaya dengan kata-kata Mendikbud RI Nadiem Makarim
 " Kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi,  kita memasuki era dimana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya,  kita memasuki era dimana akreditasi tidak menjamin mutu."

Hal hal ini yang harus segera disadari dan Aresta Family telah memulai. 

Orang bergabung dalam Komunitas berarti dia merasa penting. Bergabung di komunitas  tidak hanya dapat relasi tapi bisa lebih dari itu yakni memiliki kesempatan belajar yang luas bagi setiap anggota komunitas baik belajar dengan mandiri maupun belajar dalam kelompok. Memiliki jaringan relasi yang luas dan bisa memperoleh teman-teman baru dalam komunitas. Saling berbagi pengalaman dengan sesama anggota dalam komunitas sehingga membentuk komunikasi yang baik.Kesempatan berkerja lebih jelas karena dapat diawali dari dalam komunitas. Mendapatkan keahlian baru dan belajar beberapa keahlian yang berasal dari teman dalam komunitas. Dan ketika mendapatkan masalah semua anggota komunitas akan saling membantu memecahkan masalah dan menemukan solusi.

Selanjutnya dalam program podcast juga akan sangat bermanfaat bagi anggota komunitas dalam pengembangan kemampuan public speaking.  Public Speaking merupakan proses menyampaikan pikiran dalam bentuk kata kata yang ditujukan kepada orang banyak dengan gaya yang menarik. 

Kemampuan public speaking bisa dilatih. Walaupun hasil akhirnya mungkin tidak sekelas orang yang kita pikirkan, namun pasti akan banyak manfaatnya. Hal ini akan dirasakan dalam proses dan tentu hanya pribadi itu sendiri yang mengalami. 

Saya sangat yakin dan percaya, Aresta Family ini akan menjadi orang orang yang memiliki kemampuan berbicara yang handal dan terukur bila program podcast tetap abadi dan berjalan bersama mereka karena secara tidak sadar Aresta akan menguasai Ngada dan sekitarnya bahkan lebih luas lagi. Aresta akan merebut hati semua orang. Aresta akan menjadi pijakan bagi orang muda lainnya.   

Program Podcast sangat membantu dalam  meningkatkan kemampuan berbicara. Semua anggota bisa belajar dari masukan penonton yang berkomentar di link youtube,  bisa belajar dari narasumber ataupun belajar dari sesama. Belajar yang ini tidak diajarkan melain melihat dengan mata dan mendengarkan dengan hati. Mulai dari intonasi kalimat,  penekanan kata, bahasa tubuh,  tatapan mata, tinggi rendah suara,gaya bicara, perbendaharaan kata dan lainnya. 

Podcast juga melatih konsentrasi. Para anggota akan sering membuat podcast berarti berlatih meningkatkan fokus dan konsentrasi, karena ada serangkaian tugas yang dikerjakan, mulai mencari materi, menentukan narasumber,  mengedit dan menyusun materi hingga action di depan kamera. Pekerjaan ini sudah mirip dengan program tv dan tentu Aresta sudah melakukan karya Jurnalisme yang bisa jadi bahan rujukan untuk semua masyarakat. 

Podcast meningkatkan rasa percaya diri. Kepercayaan diri akan tumbuh saat satu persatu followers bermunculan. Mereka mulai menyukai program podcast,  membicarakan dan membagikannya. Ini tentu kemampuan yang bukan main-main yang berpotensi mendongkrak ke jenjang lebih tinggi.

Bukan tidak mungkin kelak Aresta menjadi narasumber yang berarti dan harus berbicara di depan orang secara riil. Saat waktu itu datang, kemungkinan demam panggung sudah disiasati dan dikurangi,  kepercayaan diri sudah tumbuh, kemampuan berbicara juga telah terasah dan tentunya itu menjadi berkat dan buah buah dari perjuangan. Hanya Aresta dan mereka yang berjuang yang tau tentang ini. 

Podcast membantu berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan otak untuk mencari cara untuk memecahkan atau mengatasi permasalahan dengan cepat dan tepat.

Terbiasa menyajikan konten menarik membuat seseorang mampu memilih kata-kata dan cara menyampaikan dengan tepat. Hal ini merangsang otak untuk berlatih berpikir kritis. Aresta sudah sedang menuju kesana. 

Podcast membantu meningkatkan kemampuan memimpin. Karena sering membuat podcast berarti kerap membuat konten yang menarik dan dipercaya. Konten Aresta akan menjadi rujukan. Dampak positifnya, Aresta Family dipercaya memiliki kemampuan lebih dibandingkan orang lain. Kemampuan lebih itu berupa kemampuan mempengaruhi orang lain, yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin memiliki tugas mendelegasikan tugas, memberikan instruksi, serta membuat anggota percaya kepadanya.
 Bagi saya,  Aresta bukanlah kumpulan anak reseh tapi sebuah Lembaga pendidikan nonformal yang harus di dukung,  yang harus di puji dan harus di tiru. 

Tima tii woso Aresta untuk karya dan dedikasimu. 
Saya percaya " Wawancara Sosok" yang kalian geluti akan menjadi media rujukan untuk semua orang. 

Untuk melihat lebih dalam aktivitas mereka,silahkan pantau akun 

tiktok @arestapodcast
Youtube Aresta Podcast
IG  Aresta podcast

Salam Hormat dari Langa. 

Kampung Liti Nagaroro dengan banyak Batu Misterius

 Kampung adat merupakan sebuah wilayah desa yang masih menjaga dengan baik warisan  leluhur. Melalui kampung adat ini, kita dapat mempelajari nilai-nilai yang telah diberikan oleh nenek moyang, menjaga dan melestarikannya. Berikut kisah kampung adat Liti yang penuh keunikan dan dapat dijadikan destinasi wisata bagi kamu yang ingin mendapatkan cerita yang berbeda dari Selatan kabupaten Nagekeo. 



Kampung ini masuk dalam wilayah desa Riti kecamatan Nangaroro kabupaten Nagekeo,Flores Indonesia.  Letaknya dipegunungan ini menjadi sentra pertanian.Tempat yang sejuk memungkinkan di Riti dikembangkan pertanian kelapa,cengkeh, kopi dan juga vanili.


Dari pusat kota Mbay bisa ditempuh selama 3 jam dengan menggunakan roda dua maupun empat. Dari arah pusat paroki Nangaroro bisa menggunakan jalur belok kiri menuju arah selatan hingga kampung Liti bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Jalur menuju kampung ini belum memiliki


rambu penunjuk arah sehingga rambu yang tepat digunakan adalah bertanya kepada siapapun yang dijumpai di jalan.  Bila sudah sampai di depan kantor desa Tonggo, kita bisa mengambil jalur kanan menuju arah pegunungan.  Desa Tonggo ini juga salah satu desa di kecamatan Nangaroro yang sebagian besar penduduknya nelayan.Hal ini disebabkan karena letak geografis desa ini dipesisir pantai. kerajinan tenun juga menjadi ciri khas desa ini.Untuk meningkatkan produksi kain tenun disetiap RW di desa Tonggo telah dibangun sanggar tenun juga. 



Untuk kampung tradisional di Liti, atap rumahnya terbuat dari sirap/bambu bilah kecil yg disusun panjang pendek. Dari kejauhan terlihat mirip seperti genteng. Namun cara menyusun bilah bambu ini sedikit lebih rumit karena ukuran panjang pendek bambu harus sesuai juga tehnik peletakannya. Biasanya ukuran sirap ini plaing panjang 50 cm. Menurut pengakuan warga,  sejak berdirinya kampung Liti, warga sempat membuat atap menggunakan  alang-alang, dan daun kelapa,kemudian sirap dan saat ini beberapa rumah sudah ada yang menggunakan atap seng. Sedangkan dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang disusun dengan berbagai variasi. Saat ini rumah adat yang masih bertahan utuh dengan anyaman dinding bambu juga atap sirap hanya bisa di hitung dengan jari karena warga sudah mulai beralih ke rumah modern. 



Meski demikian,  keseluruhan warga yang mendiami kampung ini masih sangat percaya dengan semua peninggalan leluhur termasuk beberapa batu misterius yang ada di kampung tersebut. 



Untuk masuk ke dalam kampung terdapat beberapa pantangan yang harus ditaati oleh mereka yang mendiami kampung ini maupun pengunjung. Pantangannya yakni tidak boleh membawa masuk dalam kampung bersama daun pisang, daun pandan, tebu dan pinang.  Apabila ada yang melanggar maka akan terjadi bencana hujan badai yang bisa menghancurkan seluruh isi kampung.  Hal ini sudah pernah terbukti beberapa tahun yang lalu,  pada saat pengunjung yang secara tidak sengaja membawa masuk beberapa barang yang di larang tersebut. Untungnya,  beberapa tetua adat dalam kampung tersebut langsung mengadakan upacara adat di atas Watu Pene yang ada persis di tengah kampung. 



Watu Pene ini menyerupai meja yang terdiri dari batu ceper yang diletakan diatas beberapa batu yang lainnya.  Batu ini sudah ada sejak dahulu. 

Gerbang masuk menuju kampung ini dimulai dengan anak tangga yang tersusun secara alamiah dari batu batu ceper.  Dulu,  kampung ini tidak ada akses masuk. Barangkali leluhur menggunakan tangga kayu untuk masuk dan keluar namun kemudian secara bersama mengerjakan tangga dengan jumlah sekitar 46 anak tangga.  Beberapa kali mencoba hitung ulang tapi jumlahnya kadang berbeda. Mungkin saja pengunjung yang berbeda akan mendapatkan jumlah yang berbeda bila di hitung.  



Warga kampung ini memiliki keyakinan bahwa bila mengalami kesusahan atau ingin mencari solusi,  bisa naik turun tangga sambil mengucapkan doa dengan sungguh dan pasti akan mendapatkan petunjuk.  Juga sebaliknya bila tangga ini diruntuhkan dan dibangun ulang dengan tangga modern maka akan terjadi malapetaka. 



Persis di pertengahan tangga,  terdapat sebuah batu besar di bagian kanan. Batu ini namanya Watu Rio Rangga.  

Konon, kisah tentang Watu Rio Rangga ini yakni di kampung tersebut hiduplah seorang pemuda bernama Rangga. Beliau tinggal sendirian dirumah sehari-hari bekerja di kebun. Setiap kali pulang kerumah selalu mendapati rumahnya telah bersih dan makanan juga minuman telah tersedia.  Selalu setiap hari.  Pada suatu ketika,  Rangga berniat untuk mencari tahu siapa sosok yang datang kerumahnya ketika dia sednag dikebun.  Pada waktu pagi hari, Rangga seperti biasa berkemas untuk ke kebun. Namun beberapa saat kemudian dia balik lagi kerumah untuk mencari tahu. Ternyata dia menemukan seorang gadis cantik yang merupakan penjelmaan dari wawi tolo ( babi merah). Rangga sangat kaget lalu tiba-tiba berubah menjadi bisu.  Gadis cantik tersebutpun menjadi istrinya meskipun Rangga menjadi Bisu. 



Para warga yang lain membuat upacara adat kemudian meletakkan Rangga diatas Batu lalu memandikannya dengan darah kerbau. Ranggapun bisa berbicara kembali. Dan hingga kini batu tempat memandikan Rangga dinamai Watu Rangga.  Keturunan Rangga bersama gadis jelmaan tersebut sangat banyak hingga ke pulau Ende dan sekitarnya. 



Memasuki kampung,  terdapat sebuah batu yang dinamai Watu Sudhu Umu ( Hitung Umur). Menurut kepercayaan warga,  semua orang tidak boleh membandingkan tinggi badannya dengan batu tersebut karena bila terjadi maka orang tersebut akan segera meninggal dunia. Tidak diperbolehkan untuk mengukur siapa yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. 

Memasuki bagian tengah kampung terdapat batu yang menyerupai mesbah dengan dua buah batu diatasnya. Batu ini merupakan sombol Peo.  Peo merupakan lambang etnis Nagekeo. 

Persis sekitar dua meter dari Peo,  terdapat Watu Fay ( Batu perempuan). Di tengah batu ini terdapat sebuah lubang kecil dan tidak diperbolehkan siapapun untuk mengorek luang tersebut kecuali melalui upacara adat. Menurut pengakuan warga,  bila terjadi kemarau panjang maka mereka akan segera melakukan upacara adat yang kemudian lubang kecil tersebut boleh dikorek menggunakan kayu.  Bila terdapat tanah basah,  maka pertanda hujan akan segera turun namun bila tidak menemukan sesuatu maka akan terjadi bencana kekeringan. 



Diujung kampung bagian barat, terdapat sebuah batu namanya Watu Di ( Batu Bunyi).  Batu ini akan berbunyi sendiri bila akan terjadi kematian yang menimpa warga kampung tersebut.  Dulunya, batu ini bentuknya seperti meja dengan beberapa kaki penyanggah sehingga bunyinya snagat nyaring bilang akan ada warga yang meninggal. Namun karena warga sangat jengkel mendengar bunyi batu tersebut senagai pertanda kerabat ataupun keluarga dekat akan meninggal maka mereka memutuskan untuk menurunkannya lebih rapat di tanah biar tidak terdengar bunyi. Hingga saat ini bunyinya sudah sayup sayup bahkan menghilang karena ditumbuhi rerumputan dan tidak terawat. 



Ada banyak batu misterius yang ada di kampung ini yang butuh di gali lebih dalam dan waktu yang panjang. 

****



  Sumber: Opa Darius Juwa,Opa Rafael,  Kak Gusti, Lusy dan bapak mama warga kampung Liti. 

Terimakasih Pastor Paroki Kristus Raja Riti ( RD. Yanto Songka),  Tim Musafir ( Ayu Nau dan Yancen Tena),  Kae Gusti, Kae Kalis, Kae Leksi, Lusi, Bibi, Kamran, paman Jon dan Istri, Bapak desa Riti dan Ibu Janet dan semuanya yang menjadi perantara-perantara yang baik. 

Liti - Nangaroro Nagekeo Flores Indonesia ( 25-27/02/2022)
Salam hangat dari Langa. 
Mertin Lusi


Perlukah Memberhentikan pembangun Jalan Trans Di Bumi Papua

  Jalan Trans Papua adalah jaringan jalan nasional yang menghubungkan setiap provinsi di Papua, membentang dari Kota Sorong di Papua Barat...