Awal September 2025 lalu membawa luka bagi banyak saudara kita di wilayah Mauponggo, terutama di kampung Sawu. Banjir bandang yang menerjang tak hanya merusak rumah-rumah dan fasilitas umum, tapi juga merenggut harapan, bahkan kehidupan. Salah satu dari mereka yang belum kembali hingga kini adalah Nano sahabat kami. Namun dalam setiap luka, selalu ada ruang untuk kasih dan pengharapan. Dan itulah yang membawa kami lima orang dari Bajawa melangkah ke Sawu.
Bersama Oma Achiles dan ine Rosi sekeluargaPerjalanan kali ini tidak seperti biasanya. Tim kami biasanya dalam personil yang lengkap namun kali ini semua sudah berusaha maksimal tapi tetap tidak lengkap sehingga tetap ada rasa yang kurang. Hanya Mertin, Ayu, Cen, Iwan, dan Eka. Namun Tuhan menambahkan dua pribadi luar biasa ke dalam rombongan kecil ini: Ruth dan adiknya Doni, saudara kami dari Mundemi yang dengan sukarela bergabung meskipun menempuh jalur memutar dan terjebak hujan beberapa kali. Bersama-sama, kami mengemban satu misi: mengantar donasi yang telah dipercayakan oleh para dermawan kepada mereka yang terdampak.
Anak-anak dengan kesederhanaan yang penuh maknaSawu menyambut kami dengan keheningan yang berbeda. Di balik reruntuhan dan lumpur yang mulai mengering, ada senyum, ada pelukan hangat, ada air mata yang tertahan. Untuk pertama kalinya, kami bertemu Rosi dan Oma Achiles-keluarga Nano yang kini menanti dalam doa dan pengharapan. Malam itu, kami bermalam di rumah mereka, menyatu dalam suasana duka, namun juga dalam kehangatan kasih keluarga.
Bertemu keluarga korban yang meninggal sekeluargaUsai makan malam, seluruh umat kampung berkumpul. Kami berdoa rosario bersama di bawah langit malam yang kelam namun penuh harap. Setelahnya, kami memutar film The Miracle of Our Lady Mariam, mencoba menghibur hati yang luka dengan kisah tentang iman dan keajaiban.
Malam Doa Rosario bersama umat dan Nobar FilmPagi berikutnya, udara sejuk mengantar langkah kami menuju gereja untuk mengikuti misa pukul enam pagi. Kami menumpang Bus Elisabet yang secara sukarela menjemput, menunggu umat dari kampung Sawu untuk pergi dan pulang gereja Wolosambi. Ada keheningan di antara kami, namun bukan karena kehilangan arah, melainkan karena meresapi makna hadir di tengah mereka yang sedang berjuang bangkit. Seusai misa, bersama Bapak Ketua Stasi yang sering disapa bapak Kodi, kami mengelilingi rumah-rumah warga, membagikan oleh-oleh dan donasi dari para donatur yang menitipkan harapan melalui kami. Tiap senyuman, tiap pelukan, menjadi pengingat bahwa kehadiran kita- sekecil apa pun-berarti.
3 laki-laki luar biasa yang siap mengangkut berat 1,5 tonTak berhenti di sana, kami juga meluangkan waktu untuk bermain bersama sekitar 50 anak-anak. Gelak tawa mereka mengisi celah-celah duka yang sempat mencuat. Di antara nyanyian sederhana, ada semangat yang tak bisa dipadamkan. Semangat untuk terus hidup, tertawa, dan berharap.
Bersama anak-anak di halaman rumah NanoWaktu yang tersisa kami habiskan bersama Rosi, Oma Achiles, dan keluarga. Mereka menyimpan rindu, kehilangan, dan air mata. Tapi mereka juga memancarkan kekuatan yang luar biasa. Senyum hangat mereka, candaan kecil di tengah obrolan, dan keteguhan hati mereka menjadi pelajaran penting bagi kami bahwa kehilangan tidak selalu membuat seseorang hancur. Kadang, kehilangan justru memperkuat ikatan kasih dan menyalakan kembali nyala iman.
Malam pertama tiba dirumah NanoKami pulang dari kampung Sawu bukan hanya dengan tubuh yang lelah, tapi dengan hati yang penuh. Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan mengantar donasi. Ini adalah perjalanan untuk belajar tentang kemanusiaan, tentang harapan, dan tentang bagaimana duka pun bisa menjadi lahan subur bagi kasih untuk tumbuh.
Bersama mama Telin & bapak IfanMauponggo dengan segala dukanya, telah menjadi tempat kami belajar bahwa dalam kehilangan, masih ada senyum. Dalam kegelapan, masih ada cahaya. Dan dalam luka, selalu ada cinta.
Terimakasih Oma Achiles, ine Rosi dan seluruh keluarga juga bapak mama dan adik-adik di kampung Sawu yang telah menerima kami dengan sukacita ditengah dukacita. Kami mencintaimu semua 🫂❤️
Mertin Lusi
11-12 Oktober 2025
Kuat karena cinta Tuhan hadir melalui orang² hebat ini ❤
ReplyDeleteTuhan senantiasa memberkati setiap langkah kakak² kuh ❤
❤️❤️🫂🫂🫂🫂
Delete