Kamis 25 Februari 2021 lalu, ditengah cuaca yang mendung - mendung basah, warga sekitar desa Bomari persisnya di jalur kampung Bolengu dan Bomuzi terlihat antusias menyapu dedaunan bambu yang gugur diterpa angin. Halaman rumah juga jalanan bersih dan elok dipandang mata. Aroma tanah basah membangkitkan nostalgila. Aktivitas ini menyita perhatian banyak orang orang yang sempat lewat.
Ternyata, pagi itu kampung Bomuzi akan di kunjungi oleh Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak yang menjabat sebagai Pangdam IX Udayana.
Kunjungan beliau untuk meninjau secara langsung lokasi mata air Tudharaja yang beberapa hari sebelumnya telah dipasang pompa Hidram oleh Anggota Kodim 1625 Ngada sekaligus berdialog dengan warga setempat.
Pemasangan Pompa Hidram ini merupakan inisiatif pihak TNI sebagai bagian dari kerja - kerja mendukung kelangsungan hidup masyarakat dengan cara penyediaan sarana air bersih yang memadai.
Mata Air Tudharaja yang masuk dalam wilayah desa Bomari merupakan salah satu mata air yang memenuhi syarat untuk dilakukan pemasangan pompa Hydram.
Kepala Desa Bomari Pius Liu Paru mengungkapkan dirinya seperti sedang bermimpi bahwa desanya telah di kunjungi oleh Pangdam IX Udayana, bahwa waktu kerja pemasangan Pompa Hydram yang tidak lebih dari 10 hari, bahwa pihaknya didatangi oleh tim survey ditengah hujan badai pada 04 Februari lalu kemudian langsung "deal" dan 16 pasukan TNI dari Kodim 1625 Ngada bergerak cepat sore itu juga untuk merapat ke Desa Bomari, bahwa sejujurnya biaya pemasangan pompa air untuk mengaliri air dari titik sumber ke pemukiman warga, seluruhnya ditanggung oleh pihak Kodim 1625 Ngada.
" Benar - benar merasakan mimpi di tengah hujan badai dan semua ini sudah terjadi. Air sudah mengalir sampai disini, kami masyarakat desa Bomari sangat merasakan keberuntungan ini, "katanya.
Tentang Mata Air Tudha Raja yang persis berada di dusun Bomuzi desa Bomari ini sudah menjadi sebuah tempat yang indah untuk bernostalgia bagi semua warga tidak hanya Bomari, tapi juga warga desa Borani,Langagedha dan sekitarnya.
Sejak dulu, ketika pemerintah belum membentuk lembaga yang namanya PDAM, ketika belum adanya kendaraan khusus mengangkut air, dan ketika kata sumber air su dekat itu belum terucapkan dan ketika saya belum direncanakan untuk terlahir, Mata Air Tudharaja memberikan kelimpahan air yang tak pernah habis. Debit air sejak dulu hingga sekarang tetap sama dan juga di dukung oleh beberapa mata air lainnya. Sungguh besar.
Masyarakat pada masa itu, menggunakan air Tudharaja untuk masak, mandi, cuci dan untuk keperluan lainnya.
Hampir setiap hari pasti ada wanita - wanita yang secara berkelompok memikul ember bak berisi pakaian menuju mata air ini untuk mencuci dan mandi.
Kadang pemandangan di sekitar mata air terlihat seperti pasar pakaian karena warga menjemur pakaiannya usai mencuci. Biasanya menjemur pakaian itu di rumah tapi ini disekitar mata air.Ramai, dan menyenangkan. Itu dulu. Pemandangan ini sudah punah.
Pemandangan lainnya yang terlihat adalah beberapa gerombolan anak - anak mengambil air menggunakan cerigen bekas minyak goreng yang digantung diatas bambu bulat yang diletakkan diatas bahu dengan dilengkapi ban yang terbuat dari kayu. Mereka menyebutnya Oto. Mendorong dengan penuh semangat meskipun tiba dirumah nanti jumlah airnya berkurang karena tertumpah sepanjang jalan.
Ada juga beberapa pemuda menjadikan lokasi sekitar mata air sebagai kolam untuk berenang. Mereka merancang kolam dengan menggunakan bambu,batu dan tanah. Kolam renang alami menjadi wahana untuk latihan renang.
Anak - anak maupun pemuda masa itu sangat bersemangat untuk bertahan hidup. Apa adanya. Tanpa mengeluh. Tanpa merengek. Dan tentunya lebih sehat dan kuat.
Semakin kesini, seiring mulainya pembangunan yang gencar dilakukan oleh pemerintah dan warga sudah perlahan mulai berdaya, mata Air Tudha Raja pun mulai ditinggal satu persatu warga. Yang bertahan hanyalah para petani yang kebetulan melintasi tempat itu juga para pemilik ternak lebih khusus Kuda,Sapi dan Kerbau.
Selebihnya, tidak ada.
Pompa Hidram yang membantu menggerakkan air untuk mengalir lebih dekat ke dapur warga ini diharapkan menjadi satu - satunya upaya terakhir yang memberi harapan ke masyarakat bahwa kata Sumber Air Su Dekat ini tidak hanya menjadi slogan semata. Karena sesudah kata itu terlupakan, biasanya air kembali tidak mengalir dengan banyak alasan.
Tapi Keyakinan bahwa aliran air yang digerakkan oleh Pompa Hidram ini akan abadi, serius tergambar dari wajah sumringah kades Bomari saat bercerita tentang kerja Militer anggota Kodim 1625 Ngada ini. Juga serius tergambar dari upaya para tim TNI 1625 Ngada menghadirkan air ke kampung hanya dengan bayaran kata Yakin dan Bersedia dari warga setempat.
Ini baru serius yang namanya Bantuan. Langsung datang tanpa diberi aba-aba dan bergerak bukan mengirim janji terlebih dahulu.
Sebelum pihak Kodim 1625 Ngada datang dengan sejumlah Moril dan Material untuk mengelola air di Mata Air Tudharaja, sudah beberapa kali upaya yang dilakukan oleh beberapa pihak dengan jumlah dana yang tidak sedikit.
Sekitar tahun 2002, disekitar mata air Tudharaja inipun pernah digelar ritual Adat Ghoro Wae dan pemotongan seekor kerbau yang dihadiri langsung oleh Bupati Ngada dan seluruh warga Langa sebagai tanda akan adanya peningkatan Kerja dalam mendekatkan aliran air ke rumah warga.
Dana sebesar 250 juta dari program PPIP pun bergerak untuk pengadaan mesin Diesel dan jaringan perpipaan. Warga sempat merasakan dekatnya air.
Bila ingin air mengalir warga mesti membayar sejumlah uang yang telah di tetapkan oleh pengelola yang disebut OMS ( organisasi masyarakat setempat) untuk membeli bahan bakar yang digunakan untuk menggerakan mesin diesel tersebut.
Hanya beberapa bulan berjalan, OMS ini menghilang dan airpun tidak mengalir lagi lalu menyusul beberapa pipa yang terpasang pun lenyap, entah siapa yang harus bertanggungjawab.
Jeda beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 2012 datang lagi program yang katanya dari propinsi dengan dana sekitar satu Miliar untuk mengelola mata air yang sama.
Terpasanglah jaringan perpipaan dan beberapa bak penampung berbentuk persegi ada hampir di semua titik di beberapa kampung.
Pengelolaan ini langsung dari tim teknis dari propinsi. Wargapun kembali menikmati air lebih dekat. Untuk menghidupkan mesin Diesel, warga dengan antusias mengumpulkan sejumlah uang yang disepakati untuk belanja bahan bakar.
Beberapa waktu kemudian, air tidak mengalir, lalu menghilang tanpa mengelolaan yang jelas dan kedua mesin diesel tersebut dibiarkan tanpa perawatan hingga saat ini dan sampai berkarat bahkan beberapa bagian potongan pipa yang lain sudah hilang jejak.
Dari pengalaman yang ada, sedikit membuat beberapa warga pesimis saat mendengar adanya upaya yang dilakukan oleh anggota TNI. Namun tanggapan warga yang tidak begitu antusias itu tidak menyurutkan semangat para anggota TNI untuk bergerak. Melihat semangat ketulusan pasukan Loreng ini, satu persatu warga tergerak hati untuk ambil bagian. Semangat juang para tentara ini membangkitkan harapan warga bahwa ini yang terakhir dan akan abadi. Harapan yang terakhir yang hanya perlu dipupuk dengan semangat keterbukaan dan Ketulusan.
Terimakasih bapak - bapak anggota Kodim 1625 Ngada, terimakasih telah membangkitkan semangat Patriot melalui Ketulusan dan Keistimewaan terbesar yang yakni Pengorbanan.
Hidram atau Hidralik ram automatik merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi secara automatik dengan energi yang berasal dari air itu sendiri. Alat ini sederhana dan efektif digunakan pada kondisi yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk operasinya. Dalam kerjanya alat ini, tekanan dinamik air yang ditimbulkan memungkinkan air mengalir dari tinggi vertikal (head) yang rendah, ke tempat yang lebih tinggi.
Prinsip kerja hidraulik ram automatik merupakan proses perubahan energi kinetik aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulkan palu air (water hammer)sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan supaya katup limbah(waste valve) dan katup pengantar (delivery valve) terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa pengantar.
Salam Hormat,
Mertin Lusi
No comments:
Post a Comment