Jalur depan SMAN 1 Bajawa menyeramkan menjelang malam hari

Menjelang malam, area jalan didepan SMAN 1 Bajawa hingga depan Gereja Santo Yosep Bajawa serasa mulai menyeramkan lebih khusus bagi kaum wanita. Pasalnya, lintasan jalan yang pada waktu malam hari mulai sepi ini, digunakan oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan berbagai aksi bejat.
Sasarannya itu adalah kaum hawa.

Dari cerita yang saya peroleh bahwa didaerah tersebut sudah banyak korban kaum hawa yang diperlakukan tidak wajar oleh orang tak dikenal.
Korban mengaku bahwa kadang mereka mengalami hal tak terduga,yakni secara tiba-tiba diramas payudara ataupun pantat oleh pria yang menggunakan sepeda motor.
Kadang para wanita yang sementara berjalan kaki,tiba tiba diramas pantatnya.  Sebelum korban bereaksi untuk  melakukan perlawan si pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor.
 Ada juga para wanita yang sementara mengendarai sepeda motorpun sempat diremas payudaranya.

Hal serupa juga terjadi pada seorang perawat Rumah Sakit Umum Bajawa yang hendak dinas malam.
Santi demikian nama samarannya, mengaku bahwa sore tadi ( 25/05/2018) kira kira jam 19.30, dirinya mengendarai motor matic hendak berjaga malam di RSUD Bajawa. Persis di depan SMAN 1 Bajawa, secara mendadak ada sebuah kendaraan dengan kecepatan tinggi menghampirinya yang berjalan pelan dan sontak  meramas payudaranya. Untungnya, Santi cukup kuat untuk menahan laju kendaraan dan tidak sempat terjatuh karena kaget. Belum sempat melawan, pelaku dengan ciri ciri bertubuh kecil dan kurus ini sudah jauh meninggalkannya. Sesampainya di RSUD, dirinya langsung bercerita kepada rekan rekan lainnya, dan ternyata hampir semua mendengar cerita yang sama persis dialaminya.
Semoga saja, ada yang membaca tulisan saya ini, tergerak hatinya untuk memberantas aksi aksi yang serupa. Karena Bajawa yang terkenal dengan kota yang penuh dengan sejuta kenyamanan, akan menjadi kota yang tidak nyaman dan ramah.



Di jalanan sepi, wanita dihadang dan ramas pantat dan payudara

Menjelang malam, area jalan didepan SMAN 1 Bajawa hingga depan Gereja Santo Yosep Bajawa serasa mulai menyeramkan lebih khusus bagi kaum wanita. Pasalnya, lintasan jalan yang pada waktu malam hari mulai sepi ini, digunakan oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan berbagai aksi bejat. Sasarannya itu adalah kaum hawa. Dari cerita yang saya peroleh bahwa didaerah tersebut sudah banyak korban kaum hawa yang diperlakukan tidak wajar oleh orang tak dikenal.
Korban mengaku bahwa kadang mereka mengalami secara tiba tiba diramas payudara ataupun pantat oleh pria yang menggunakan sepeda motor.
Kadang para wanita yang sementara jalan kaki tiba tiba dihadang dengan sepeda motor kemudian diramas pantatnya, dan sebelum melakukan perlawan si pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor. Ada juga para wanita yang sementara mengendarai sepeda motorpun sempat diremas payudaranya.
Hal serupa juga terjadi pada seorang perawat Rumah Sakit Umum Bajawa yang hendak dinas malam.
Santi demikian nama samarannya, mengaku tadi ( 25/05/2018) kira kira jam 19.30, dirinya mengendarai motor matic hendak berjaga malam di RSUD Bajawa. Persis di depan SMAN 1 Bajawa, secara tiba tiba ada sebuah kendaraan dengan kecepatan tinggi menghampirinya yang berjalan pelan dan sontak langsung meramas payudaranya. Untungnya Santi cukup kuat untuk menahan laju kendaraan dan tidak sempat terjatuh karena kaget. Belum sempat melawan, si pelaku dengan ciri ciri bertubuh kecil dan kurus ini sudah jauh meninggalkannya. Sesampainya di RSUD, dirinya langsung bercerita kepada rekan rekan lainnya, dan ternyata hampir semua mendengar cerita yang sama persis dialaminya.
Semoga saja, ada yang membaca tulisan saya ini, tergerak hatinya untuk memberantas aksi aksi yang serupa. Karena Bajawa yang terkenal dengan kota yang penuh dengan sejuta kenyamanan, akan menjadi kota yang tidak nyaman dan ramah.
( Mertin Lusi)

Wisata Air Terjun Ngabatata



"INDAHNYA KEBERSAMAAN DALAM BINGKAI OMK"
Terinspirasi, Terima Kasih "Lembah Ngabatata". Mei, 19-20 2018.
Nilai kebersamaan Orang Muda Hari Ini Kian Merosot, tidak lagi seperti yang diharapkan sebagai Tulang punggung dan Masa Depan Gereja. Orang muda tidak lagi peduli dan percaya bahwa didalam kebersamaan Terdapat Sukacita, persahabatan, persaudaraan, Pelayanan, cinta Kasih. Hal ini kemudian menjadi Sulitnya orang Muda merangkai Jati Dirinya. Oleh Karena Itu Gereja telah meluangkan lebih Banyak Kesempatan dan waktu untuk Orang Muda katolik. Hal ini dibuktikan dengan diadakan Kegiatan Kemping Rohani yang Di selenggarakan Oleh OMK kevikepan Bajawa Di dalam Pendampingan Romo Ketua Divisi OMK. Kevikepan Bajawa RD.Yanto Songka dan di pimpin oleh Koordinator OMK kevikepan Bajawa Ibu Mertin Lusi Dan Ibu Ayu Di Ngabatata pada Tanggal 19-20 Mei 2018. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini 97 orang yang melibatkan OMK Ngada dan Nagekeo. Kegiatan sederhana yang Mempunyai manfaat yang luar biasa.
Saya akan mulai menulis cerita kegiatan yang berkesan ini dari sabtu 29 mei;
semua peserta Kegiatan sejak Pukul 11.00 telah berdatangan Di Kampung Jawatiwa. Sambil menunggu rekan-Rekan lain, kami Bersalam-salaman duduk bercerita santai dan Bersenda Gurau, Sambil membina Keakraban. Pukul 14.00 Makan Siang sambil mempersiapkan segala kebutuhan Untuk Kemping bersama. Pukul 16.30. Kami berdoa bersama, untuk menuju tempat Kegiatan. Titik start Kami menuju lokasi melewati samping Kantor Desa Rendu Butowe. Dalam Perjalanan awal masih terlihat biasa-biasa saja, semua masih sibuk dengan barang bawaan sambil bererita dan tertawa seadanya. Setelah berjalan dengan jarak tempuh sekitar 600 Meter mata Kami dimanjakan dengan pemandangan Air Terjun Ngabatata Dari Kejauhan diatas Tanjung "Tonga Ro'a, dan saat itu juga semua Peserta nampak Terkaget Dengan Situasi Akses jalan Dari Bibir tebing Menuju Lembah Ngabatata. Kegembiraan bercampur aduk dengan rasa takut, saya Dan teman-teman panitia Lokal merasa ini menjadi tanggung jawab dan tantangan yang luar biasa karena sebelumnya kami sudah sengaja untuk tidak menginformasikan keadaan jalur tracking Yang membahayakan. Yang terpkirkan dalam pikiran kami bahwa "untuk mendapatkan sesuatu yang indah membutuhkan Perjuangan", tetapi dengan Situasi pada saat itu saya hampir-hampir tidak setuju dengan pernyataan itu karena Taruhan Adalah keamanan dan kenyamanan teman-teman kami yang belum pernah merasakan situasi seperti itu. Lanjut lagi, dengan Pengalaman dan gaya kampung untuk melintasi jalur tacking itu, kami mengarahkan satu persatu teman-teman untuk turun dari bibir tebing secara perlahan laki-laki dan perempuam berselingan, dengan Tangan saling berpegangan dan cara ini hampir sempurna yang kita lakukan. Seingat saya waktu yang kita butuhkan untuk kita turun dari tebing adalah 45 menit.
Teman-temanku sekalian Hal pertama yang benar dirasakan, bahwa tebing lembah Ngabatata mengajarkan kita Orang Muda tentang nilai-nilai penting dalam kebersamaan. Selama 45 menit itu waktu yang berharga yang diberikan untuk kita merefleksikan diri kita masing-masing dan telah menyadarkan kita bahwa kita sebetulnya tidak ada apa-apanya. Mengapa saya katakan seperti ini?. Karena dasar yang perlu diketahui oleh kita dan yang sudah saya katakan diawal tadi bahwa kita Membutuhkan Orang Lain untuk Merangkai Jati Diri kita.
Lanjut Lagi; pukul 18.30 Persis. semua Sdh Terkumpul dibawah bentangan Pasir dalam keadaan bersih Yang seolah -olah sudah disiapkan oleh Ngabatata untuk pengunjungnya. Di pimpin Oleh Ibu Mertyn Lusi dan Ibu Ayu sebagai Koodinator OMK sekevikepan, sosok 2 Tokoh muda Yang Mesti kita tiru akan semangat mereka yang luar biasa, kita semua dikumpulkan mereka dan diarahkan untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan. Pada Kesempatan itu Kita juga Diberi semangat Dan kesegaran serta motivasi dar ketua Divisi OMK kevikepan Bajawa Romo Yanto Songka  yang punya Dedikasi luar biasa Terhadap keberlangsunga Orang Muda Katolik. Hal ini mengingatkan kembali kita pada ajaran Bapa Paus Benediktus XVI; kami ingin memberikan kalian keutamaan-keutamaan: keberanian, pengorbanan, kemurahan hati, keadilan, persahabatan, kebesaran hati, dan keunggulan intelektual.
Stelah itu kita diarahkan untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk pada Malam hari. Pukul 20.00, kita doa Bersama dan Novena mohon 7 karunia Roh Kudus, setelah selesai berdoa kita menyiapkan makan malam dengan mengumpulkan semua bekal yang dibawa Untuk dimakan Secara Bersama-sama dan tepat Pukul 21.00 kita makan Bersama. Lewat makan malam bersama, peserta diajak untuk memperkenalkan diri yang diwakili oleh Ketua/Koordinator masing-masing peserta untuk memperkenalkan teman-temannya. Selesai sesi perkenalan, tanpa diarahkan semua mengambil posisi duduk berbaur membuat kelompok kecil untuk berdiskusi. Diskusi itu mengangkat Topik seputaran situasi politik dan sosial. Sebagai Orang Muda Katolik tentunya diharapkan untuk tidak hanya didalam Gereja Saja, juga harus mampu merespon segala situasi diluar Gereja yang juga akan berpengaruh besar terhadap pembangunan dan pelayanan Gereja. Gereja Menaruh beban Dipundak Orang Muda Sebagai masa Depan Geraja yang akan Melanjutkan segala karya Dan Pelayanan. Hal yang sama juga bahwa negara Ini membutuhkan orang Muda Sebagai Agen Of cange/ agen perubahan Yang juga akan mengambil bagian dalam menjalankan Roda Pemerintahan. Teringat kembali Presiden Pertama Kita Soekarno yang mengatakan; "Jangan berikan Aku 1000 orang tua, tetapi berikan 10 orang muda maka, Bumi ini akan ku gocangkan" . dalam diskusi diselingi dengan nyanyian-nyanyian yang diiringi dengan Gitar. Malam semakin berlarut, tanpa diarahkan semua kembali ke Tenda untuk beristirahat.
Lanjut lagi Keesokan Harinya minggu 20 Mei;
Pukul 4.30 semua peserta dibangunkan untuk persiapkan diri mengikuti misa Perayaan Pentekosta " Roh Kudus Turun". Pukul 05.00. Peryaan Dimulai, misa Ini Dipimpin oleh Romo Yanto Songka, Pr. 05.45 selesai Misa, semua peserta kembali diminta untuk membereskan segala perlengkapn tidur Mereka. Setelah itu sedikit arahan Singkat dari Panitia Lokal kepada semua Peserta untuk secara bersama-sama masak Nasi bambu dan lauk yang disiapkn untuk makan Bersama pada Pagi Hari. Disela-sela kegiatan masak memasak Koordinator OMK kevikepan mengajak teman-teman untuk berdiskusi terkait dengan bentuk kepedulian OMK terhadap alam dan Lingkungan. Setelah sekian menit waktu berdiskusi akhirnya mengkongkritkan untuk untuk prioritas pada akses jalan menuju ngabatata yang menbahayakan agar lekas ditangani sehingga dapat meberikan kenyamanan dan keamanan Pengunjung/wisatawan. Kami bersepakat untuk menuliskan Surat Cinta dari "Lembah Ngabatata", isi surat sangat sederhana kami menceritakan tentang kondisi Riil keindahan Alam air Terjun Ngabatata yang Masih belum merasakan sentuhan tangan Pemerintah Dan Lolos Dari penglihatan Dua Mata Anggota DPRD yang Katanya sebagai Wakil Rakyat.
Selanjutnya Pukul 10.00 kami makan bersama dari makanan yang sudah kami masak secara sederhana. Selepas itu kami mengemas kembali segala perlengkapan dan semua barang milik kami yang mesti dibawa kembali. Kami juga kembali membersihkan ngabatata seperti disaat kami datang. Setelah itu dikoordinasi secara langsung oleh Koordinator OMK kevikepan Bajawa kami berkumpul kembali untuk melakukan perjalanan pulang ke Jawatiwa tempat dimana awal kami berkumpul. Dalam perjalanan pulang kami melakukan hal yang sama disaat turun dari Bibir lembah ngabatata. Dan rasa Syukur yang tiada Batas kami sampaikan kepada TUHAN ALLAH sang Pencipta dan Leluhur yang sudah membimbing sehingga boleh tiba dengan Selamat.
Di tempat kami berkumpul, kembali berdiskusi untuk menentukan siapa yang menjadi Keterwakilan OMK Kevikepan Bajawa untuk menjadi jembatan surat cinta dari " Lembah Ngabatata" agar bisa tersampaikan. Dalam diskusi itu kami akhirnya memutuskan keterwakilan dari OMK Paroki Kristus Raja Jawakisa (PKRJ)dan Stella Maris Danga (STEMADA ).
Selepas berdiskusi, kami berpamitan bersama, bersalaman untuk berpisah sekalikpun masih miliki kerinduan yang mendalam untuk terus bersama dalam waktu yang tak terbatas. Akhirnya kami kembali ke Paroki Asal masing2 dengan Membawa Kabar Sukacita dan semangat kebersamaan.
Keesokan Harinya Kami yang menjadi keterwakilan OMK Kevikepan Bajawa Bergerak menuju Kantor Daerah Kabupaten Nagekeo untuk bertemu Bupati, beliau manyanggupi untuk menindaklanjuti surat cinta dan berkoordinasi dengan dinas Pariwisata.
Tak puas Dengan Jawaban akhirnya kami menuju Pimpinan DPRD kab. Nagekeo untuk bertemu dan berdiskusi. Kami menyampaikan kegiatan dan maksud kedatangan kita. Akhirnya Setelah sekian menit berdiskusi beliau mengakui bahwa kurangnya perhatian Pemerintah terhadap Potensi wisata terkhusus wisata Alam, dan lemahnya Anggota DPRD dalam menyuarakan agar pembangunan disektor pariwisata untuk diprioritaskan. Beliau mnyanggupi untuk memfaslitasi kami untuk bertemu dengan Ketua Komisis III yang Membidangi Pariwisata. Menunggu waktu yang dijanjikan kami bergerak menuju Kantor dinas Pariwisata Kab. Nagekeo. Setelah mengetahui maksud dan kedatangan kami, dan membaca isi surat cinta dari "Lembah Ngabatata". Mereka mengapresiasi kegiatan Kita, seturut yang kami dengar pernyataan Sekretaris dinas Pariwisata mengatakan Bahwa kegiatan Kita telah membuka mata mereka dan mengobarkan kembali api yang Hampir padam. Akhirnya beliau menghubungi beberapa staf dan Kabid untuk pertemuan Bersama. Dalam diskusi Dinas Pariwisata mengatakan bahwa Ngabatata Sudah Masuk dalam Master Plan Pariwisata. Akan tetpi masih membutuhkan waktu yang relatif lama dalam Membangun. Mereka juga menginformasikan bahwa tahapan proses sudah sementara dijalankan sejak tahun 2017, dan sudah sampai pada Tahapan sosialisasi dan survey. Dalam diskusi yang cukup alot ini mereka menjanjikan untuk proses sosialisasi dan survey dilakukan pada Hari Rabu; 23 mei 2018. Lalu kami tetap meminta agar sosialisasi dan survey boleh berjalan tetapi sesegera mungkin untuk mengambil tindakan terhadap jalur Tracking dari bibir jurang Ngabatata yang membahayakan bagi pengunjung. Mereka menyetujui untuk ditangani secepatnya. Untuk sarana apa yang dibutuhkan setelah mereka melakukan survey. Setelah itu kami kembali ke kantor DPRD untuk bertemu dengan Ketua Komisi III. Dalam diskusi kami kembali kenceritakan kondisi ril yang ada dilapangam terkait dengan Akses yang membahayakan itu akhirnya beliau memutuslan untuk ikut dalam kegiatan sosialisasi dan survey lanjutan.
Kegiatan sederhana Yang bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk kita sebagai orang Muda. Saya tidak mau bertanya kalian Sepakat atau tidak dengan pendapat saya tentang kebersamaan orang Muda saat Ini yang Kian merosot, tetapi saya berkata seperti itu karena dasarnya adalah kenyataan. Gereja membutuhkan saya dan kita semua yang tergabung dalam wadah OMK untuk menjadi saluran atau alat ditangan Tuhan. Lihatlah dunia disekeliling kita yang semakin gelap ini. Tuhan ingin meneranginya lewat tangan-tangan dan Pikiran Kita. Kita diwajibkan terus melibatkan semua Rekan-rekan Kita untuk memberikan terang ditengah umat dam Masyarakat disekitar Kita, serta Peduli terhadap alam dan lingkungan yang yang telah Tuhan Ciptakan untuk memberikan kita kehidupan. Sebagai umat dan secara khusus kita sebagai Orang muda Katolik Tuhan telah menberikan kita talenta Untuk dibagi-bagikan. Semakin kita berbagi, Tuhan akan semakin memberi. Saya analogikan secara sederhana seperti air Kran Yang ketika kran penutupnya dibuka maka air diatasnya akan terus mengalir. Mother Teresa dari Calcuta mengatakan buah Dari pelayanan adalah DAMAI. Semakin kita melayani semakin hati kita merasa damai. Itulah bonus yang Tuhan Berikan.
Sahabat-sahabatku sekalian Semoga kegiatan kebersamaan Kita Dalam Bingkai OMK dalam Paroki kita masing-masing terus berlanjut dengan semangat yang luar biasa. Dan harapan juga untuk OMK kevikepan bajawa agar kegiatan semacam ini atau lainnya untuk terus kita lakukan.
Akhir kata dari sekian kata yang saya rangkaikan dalam kalimat sederhana yang saya tulis dengan kemampuan saya yang telah Tuhan Berikan, saya menyampaikan Terima Kasih, Terima Kasih, Terima Kasih.
"Sahabatku sekalian tugas kita untuk ngabatata belum usai. Semua yang terjadi adalah awal dari perjuangan kita"
"Serve Per Amore Et Serve Per Amare" melayani Karena Cinta Dan Melayani Demi Cinta.
Ketua OMK PKRJ.
US Siga

TIPS menjadi Pemandu Trekking

Tips untuk menjadi pemandu trekking sederhana, sesederhana menyeruput segelas Kopi dari Langa.

Bagi temans yang tertarik dengan dunia wisata ataupun yang akan suka jalan jalan dan berencana membawa tamu menuju lokasi wisata dengan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Mertin punya tipsnya jitunya.
 Tips ini merupakan kolaborasi dari pengalaman berada dilapangan sebagai pemandu wisata saat trekking keberbagai lokasi wisata di Ngada juga belajar dari berbagai guide trekking dari luar Indonesia sesuai dengan standar operasional yang berlaku di negaranya dan saya pikir, saya layak untuk mengambilnya. Yupps...kita mulai...
1. Sebelum memulai, perkenalkan diri siapa anda, apakah anda penduduk asli  ditempat itu, dan berapa lama anda tinggal disitu. Hal ini perlu dilakukan agar klien merasa nyaman dengan dirimu.
2. Informasikan tentang jenis hiking yang akan anda lakukan. Apakah termasuk jenis mudah, sedang atau sulit. Berapa lama tempuh dan bagaimana tingkat kesulitannya.
3. Ceritakan pengalaman pribadimu tentang hiking jenis ini, apa yang menjadi favoritmu, apakah pemandangan,mitosnya,  topografi, jenis tumbuhan ataupun lainnya. Hal ini perlu dilakukan agar klien merasa dekat denganmu, atau adanya relasi kekeluargaan sehingga apabila klien mengalami sesuatu hal yang seharusnya tidak terjadi, mereka bisa merasa dekat dengan kita.
4. Kita perlu mengetahui hal hal atau isu yang dialami oleh klien kita, misalnya tidak suka panas, alergi, atau lainnya agar kita bisa mengantisipasi akan hal yg terjadi. Selain itu juga bicarakan juga tentang jalur hiking kita terlalu terbuka atau tak ada pohon sehingga akan sangat panas, atau lainnya. Juga bicarakan apa yang akan terjadi didepan kita, misalnya tanjakan, turunan, dll agar klien bisa mempersiapkan diri.
5. Berkata jujur / informasikan yang benar tentang situasi dan kondisi yang akan terjadi. Misalkan hiking jenis sulit agar dibutuhkan orang yang fit.
6. Kesehatan. Kita harus mengetahui dengan baik kesehatan kilen kita. Apakah alergi nyamuk,lebah atau lainnya.
7. Biasanya bagi pemula yang baru pertama kalinya hiking atau yang jarang hiking, pasti akan merasakan terjadinya reaksi di perut dan biasanya akan mual mual. Bila terjadi harus istrahat sebentara dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan pelan.
8. Ketika sedang Hiking, tidak harus bicara sepanjang jalan.
9. Jangan membuka music sepanjang jalan.
10. Istirahat. Sebagai guide kita harus meluangkan waktu untuk beristirahat. Misalkan perjalanan untuk ke tempat A membutuhkan waktu 2 jam, berarti setiap 30 menit wajib beristirahat untuk minum dan lainnya. Disela istirahat, guide wajib menanyakan kepada klien tentang kondisi dan perasaan.
11. Hiking atau trekking bukanlah sebuah kompetisi kecepatan, jadi semua harus mengikuti klien.
12. Bila kita membawa grup yang sangat besar, misalnya lebih dari 10 orang, biasanya komunikasi yang dibangun hanya sedikit, sehingga sebagai guide harus bisa memperhatikan bahawa nonverbal klien, diantaranya berkeringat berlebihan, napas ngos-ngosan,dan lainnya berarti kita perlu penambahan waktu untuk beristirahat.
13. Mengingatkan klien kita ketika untik menjelaskan kembali tentang hal yang akan terjadi didepan, misalkan akan ada pemandangan bagus dan kita perlu istirahat untuk memberi waktu kepada klien untuk menikmatinya. Hal ini untuk membangun kenyamanan antara kita dan klien.
14. Di akhir hiking, kita perlu mengumpulkan kembali tentang pendapat para klien terhadap situasi, pengamatan dan hal hal favorit yang dialami ataupun tentang gaya hiking yang dilakukan sebagai bahan masukan bagi kita untuk merubah dan membuat kemajuan dalam hiking ini.
15. Sebagai guide wajib membawa kantong untuk mengumpulkan sampah, atau wajib mengingatkan klien untuk menjaga kebersihan.
16. Wajib membawa tas punggung, dan dalam tas, yang paling pertama dibawa adalah peralatan P3K.
17. Membawa ekstra Jaket. Bila sudah memakai jaket, kita perlu membawa jaket yang lainnya meskipun cuaca bagus namun diiklim tropis, cuaca kadang mudah sekali untuk berubah atau suhu yang kadang turun naik, kita utuh jaket, Ataupun menjaga kondisi klien kita yang tiba tiba sakit atau kecelakaan bisa dipinjamkan.
18. Mrmbawa ekstra Air. Menjaga jaga bila kehabisan, juga bila klien kita kehabisan air. Di iklim seperti kita ( Flores) Minimal kita membawa 3 botol air minum.
19. Membawa ekstra makanan.( jajan dll...)
20. Membawa senter/lampu. Bila kita harus terpaksa bermalam.
21. Wajib membawa jas hujan. Iklim di Flores terkadang berubah dengan cepat. Untuk mudah, dianjurkan jas hujan plastik.
22. Membawa makanan kering yang tidak mudah basi. Hal ini menjaga bila kita terpaksa harus bermalam.
23. Jika ada klien yang sakit atau lemah,atau lamban, bisa berkomunikasi dengan santun bahwa masih ada waktu lain untuk bisa melakukan perjalanan bersama. Bila klien memaksa untuk tetap melakukan perjalanan maka sebagai guide harus bisa memastikan kepada semua grup untuk memakluminya agar tidak merusak grup secara keseluruhan. Bila demikian, guide harus bisa berada di posisi paling depan atau posisi paling belakang. Jika dalam grup jumlahnya lebih dari 6 orang, maka guide harus bisa menghubungi guide tambahan untuk ikut ambil bagian. Dan posisi guide harus berada di paling depan, tengah dan paling belakang grup untuk memudahkan komunikasi dan menjaga hal hal yang tidak diinginkan.
24. Disetiap jalan cabang, wajib break untjk minum,dan lainnya untuk menunggu klien lainnya agar tidak salah jalan. Juga digunakan untuk menanyakan kabar klien.
25. Keselamatan klien adalah hal utama.
26. Jika membawa klien dari luar Indonesia, minimal bisa berbahasa inggris. Tidak mesti sempurna. Minimal antara klien dan guide bisa sama sama saling memahami.
27. Wajib membawa topi, membawa kaos tangan dan kaos kaki ekstra juga membawa sandal.
28. Wajib mengenakan sepatu atau sandal yang nyaman untuk hiking.
29. Mengenakan pakaian yang bukan berbahan jeans karena sangat mengganggu kenyamanan.
30. Membawa ekstra pakaian jika hiking ke air terjun. Menjaga agar klien atau kamu butuh pakaian yang kering.
31.Jika 30 hal ini kamu melakukan dengan baik, maka saya pastikan kamu akan mendapatkan bonus dari klien.
Untuk kesemuanya itu, saya garisbawahi bahwa kunci utamanya adalah KOMUNIKASI.


Selanjutnya TIPS untuk penanganan pertama pada Kecelakaan saat hiking/trekking.
1. Wajib membawa obat alergi, obat nyamuk, gunting, pisau lipat, korek api, Plester, juga obat obatan lokal.
2. Bila digigit ular, bisa menekan atau menahan aliran darah untuk tidak sampai ke jantung dengan mengikatnya menggunakan tali atau potongan kain dan lainnya yang bisa digunakan. Segera bawa kerumah untuk pertolongan lanjutan. Juga bisa menggunakan obat lokal sesuai kearifan lokal masing masing.
3. Bila ada yang Asma. Bisa mengajak klien untuk duduk jongkok dna mencoba bernafas sama sama dengan klien. Usahakan untuk istirahat lebih banyak dan berjalan dengan pelan.
4. Jika terserang kutu busuk atau Tumang( Sejenis kutu yang tidak bisa dilihat dengan mata) segera mencuci dengan air hangat dan menggunakan Rinso.
5. Bila hikking di alam terbuka biasanya orang akan sangat kepanasan dan bisa menyebabkan pingsan. Segera mengompres dengan air dingin dan membawanya ke tempat yang lebih teduh.
6.jika patah tulang, diusahakan jangan menggerakkan juga bisa menggunakan cara pengobatan tradisional yang ada kemudian segera membawa kerumah untuk mendapat pertolongan lanjutan.
7. Menyimpan nomor kontak petugas kesehatan bila ada hal hal yg tidak diinginkan terjadi untuk bisa lebih dimudahkan jika dibutuhkan.
8. Membawa obat obat tradisional.
9. Bila terjadi pendarahan sedang atau berat saat kecelakaan untuk menghentikan pendarahan dilakukan dengan cara menekan dengan kapas, kassa mengikatnya dengan menggunakan alat bantuan. Segera membawa pulang kerumah. Bila pendarahan ringan bisa menggunakan tehnik tradisional di masing masing tempat.
10. Cara tradisional hanya bisa untuk jika mendapat persetujuan dari klien.


Demikian yang bisa saya bagikan.
Salam hormat.

Perlukah Memberhentikan pembangun Jalan Trans Di Bumi Papua

  Jalan Trans Papua adalah jaringan jalan nasional yang menghubungkan setiap provinsi di Papua, membentang dari Kota Sorong di Papua Barat...