Aku hanya ingin Hidup Dan tak ingin Kaya Aku ingin melihat banyak Tempat Mendengar banyak suara Dan menghirup banyak Bau Kehidupan. Alangkah mengerikan terpenjara dalam satu Tempat,karena sangat menjemukan. Aku mesti pindah tempat setiap saat, Meski cuma selangkah, Tak ada yang lebih dan tidak Kurang Aku Perempuan.... Meski banyak suara berbondong
Tima tii woso kaks TPK, Gracias dari Langa
Jika ada yang belum pernah dengar ada yang bicara bahwa teman rasa saudara, saya pastikan dia adalah orang yang secara kualitas kepribadian bisa terukur dalam neraca Akuntansi Perkoperasian. Nilainya antara nomor tiga dan nomor empat. Tapi semoga saja ukuran ini sangat dangkal. Dalam hitungan kualitas perkoperasian diberi nilai triple A ( AAA) jika sangat berkualitas, nilai Double AB( AAB) untuk kategori berkualitas, nilai A Double B ( ABB) untuk kategori cukup berkualitas dan triple B ( BBB) bagi yang tidak berkualitas.
Wala bagaimana hubungan antara koperasi dan manusia? Aih, saya pikir bisa saja mengaitkannya karena memang saya yang menulis ini sedang falling in love dengan Koperasi.
Secara utuh, saya selalu di cekokin dengan sesuatu yang bersifat kualitatif dalam hal apapun karena dunia saya cukup jauh selama kurang lebih 29 tahun ini. Tapi menjelang 30 tahun masa hidup, dunia mengantar saya ke tahap kuantitatif. Jujur saya benci angka, saya benci hitungan yang membuat urat leher tertarik ke ubun ubun. Meski seperti itu, refleksi harian mendukung untuk menghapus rasa benci itu.
Sebelumnya saya pernah membaca tulisan milik Pater Beck " Larut tapi tidak hanyut". Tulisan ini menjadi salah satu bagian yang mendorongku untuk berkiprah didunia orang muda maupun anak anak. Lebih terarah tentang"who am i", dan proses menuju " be my self". Anehnya, Pater Beck ini pula yang membuat impianku ingin lebih dalam mempelajari Akuntansi dan cara memberdayakan Koperasi. Ternyata Pater yang bernama lengkap B.J.Beck SJ ini adalah seorang perintis Koperasi di NTT dengan memulai pemberdayaan di paroki paroki yang berpusat di Flores. Memang kalau Serikat Jesuit itu selalu menjadi pendobrak kenyamanan.
Kembali lagi pada topik awal, saya membahas tentang teman rasa saudara itu saya temukan dalam kelompok TPK. Ini sebuah singkatan dari kelompok kerja yang dialihkan dari salah satu program propinsi karena masa kerjanya telah usai. Saya termasuk salah satunya. Beberapa hari kemarin kami dikumpulkan dibatas daratan pulau Flores bersama kelompok TPK dari Kabupaten Tentangga. Hari hari kami diisi dengan pembahasan tentang Perkoperasian dan tentang Akuntansi. Ini menarik sekali, karena diawali dengan pembahasan kualitatif dan diakhiri dengan kuantitatif yakni kami harus memecahkan persolan yang terjadi yang juga merupakan keluarga dekatnya koperasi yakni Akuntansi. Kami membuat jurnal, Buku Besar, neraca hingga laporan akhir. Mau tidak mau, suka tidak suka saya harus detail menulis, detail menghitung juga detail mendengar. Kawan kawan yang lain juga demikian. Secara tersirat, yang kami belajar ini sangat bagus untuk diterapkan dalam perekonomian rumah tangga bagi yang sudah sedang berjalan maupun yang akan memasuki tahapan itu.
Meski diliputi perasaan stres untuk menulis, menghitung dan fokus kami juga diterpa badai "Kepanasan" sehingga lengkaplah sudah penderitaan ini. Tapi rupanya moment ini dalam persepsi saya merupakan bagian yang tidak kalah menarik dan indah. Moment ini seakan membuka lembaran tentang sisi lain bagi saya yang merupakan sisi sebenarnya dari semua pribadi yang ada disekitar saya. Saya merekam banyak hal tentang mereka. Semua bahasa tubuh, style, gaya bicara, gaya penulisan dan lainnya saya membacanya menjadi sebuab karakter yang memperkaya diri. Karena karakter seseorang tidak bisa diukur secara kasat mata tapi kita harus bersama sama dengannya dalam beberapa waktu. Sekalipun wajahnya terlihat sangat angker tapi dia ternyata sangat " konyol", juga sebaliknya dan lain, dan lain lagi. Selama beberapa hari bersama, saya merasa sungguh indah karena serasa berada diantara saudara seibu sebapak. Bagi saya, mereka adalah titisan. Mereka tidak hanya sebatas teman sesama pencari kerja, tidak sebatas teman pertemuan tapi mereka saudara yang juga SeTim dalam mendukung rintisan yang dimulai oleh Pater Beck karena apa yang diyakini Pater Beck saya juga semua kami meyakini itu bahwa " Kita mengisi hidup ini untuk berkarya dalam memuji dan memuliakan sang pencipta dengan cara membantu dan melayani sesama. Bahwa sebenarnya bukanlah seberapa hebat kita, tapi seberapa berguna kita.
Lebih dari itu akak akak semua yang saya kenal sangat baik, ramah, cantik dan ganteng, semoga bisa membantu saya lagi dalam beberapa kesulitan kedepan bila nanti saya juga menjadi salah satu yang lolos untuk Lanjutkan.
Salam hangat dan salah hormat dari Langa.Ad Majorem dei Gloriam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Perlukah Memberhentikan pembangun Jalan Trans Di Bumi Papua
Jalan Trans Papua adalah jaringan jalan nasional yang menghubungkan setiap provinsi di Papua, membentang dari Kota Sorong di Papua Barat...
-
Maria Octaviana Moi asal Bajawa terpilih menjadi Puteri Pendidikan Propinsi NTT 2023. Maria Octaviana Moi kelahiran 29 Oktober 2003, asal d...
-
Toa Kaba neku RD.Lukas Nong Baba siap dilaksanakan Rabu 22 Januari 2020. Foto : Rapat DPP Paroki Langa DPP Paroki Langa...
-
Kampung adat merupakan sebuah wilayah desa yang masih menjaga dengan baik warisan leluhur. Melalui kampung adat ini, kita dapat mempelaja...
anda tlah berjalan sampai ke garis finish..sesungguhx roh dari cerita itu tlah mampu mengantarkan anda pada sebuah manajemen konflik yg mana..emosi positif anda tlah anda gunakan..diakhir cerita adlah sebuah harapan bahwa saatx hadirkan pak POAC agar rasa galau itu bukanlah hampa..hahahaha good job weta
ReplyDelete